Jumat, 03 Agustus 2012

Menunggu Bangkitmu

Kemarin kita telah merasakan sakitnya jatuh tergelincir. Tak menyangka akan ada kerikil kecil yang mampu menjadikan kita limbung hingga terjatuh. Tak perlu menangis, tersenyumlah. Karena ternyata di depan sana akan ada badai jika kita tetap memaksa mengayuh putaran roda. 

 

Tuhan memiliki cara-Nya sendiri untuk menyelamatkan umat-Nya. Percaya lah... Karena itu, jangan berlama-lama meratapi sakitnya, bangkitlah. 

 

Kukatakan padamu, "Ayo berdiri, kita berjalan saja. Aku gandeng ya?"

 

Kau hanya menatapku, tak meraih tanganku yang masih terjulur menunggu untuk kau raih. 

 

"Jangan takut. Percaya padaku. Aku tak akan membuatmu tergelincir lagi." Aku masih berusaha membuatmu percaya padaku. 

 

Hmm...Apakah kau betah berlama-lama meratapi kesakitan itu? Sementara aku telah bangkit dan ingin kembali menikmati perjalanan. Tidak, aku tidak akan meninggalkan kau sendiri di sini. Tenang saja... Jika kau memang tak percaya pada juluran tanganku, biarkan aku menemani di sini saja. Mungkin hanya kalimat semangat yang dapat kuberikan. Aku tak ingin melihat ekspresi sedihmu dan sakitmu.

 

Aku hanya ingin melihat senyum dan tawa bahagiamu. Namun bukan topeng yang aku mau. Aku selalu siap untuk kau jadikan sandaran. Bukan berarti aku meremehkan kesanggupanmu untuk bangkit dengan kekuatan sendiri, tapi sadarilah bahwa kita adalah manusia. Ada saatnya tak perlu berpikir tentang posisi. Ada saatnya kita tak perlu melihat aturan yang berlaku. Ada saatnya kita tak perlu peduli pada kodrat Adam-Hawa. Namun akan kembali pada asalnya.

 

Tidakkah kau ingin melihat keindahan perjalanan kita di depan sana?Aku ingin, dan aku masih menunggu inginmu...

Jangan lagi kau tengok kerikil yang menjatuhkanmu, dia telah tak berupa karena hilang bersama kerikil yang lain. Tak perlu kau cari yang mana kerikil itu. Tak akan berguna untuk masa kebangkitanmu.Tataplah langit, tak pernah ia mencari hujan yang telah ia turunkan. Tak pernah ia menyesal telah menjadi perantara bumi menurunkan titik air dari surga.

 

Sedikit demi sedikit, sakitmu akan sirna. Jika  masih takut untuk berdiri, tanganku masih terjulur untukmu. Jika masih tak percaya, coba sekali lagi kau cerna, pernahkah aku berniat meninggalkanmu?

 

Kelak, ketika kau bangkit, aku tetap berdiri di sini, tak pernah beranjak.

 

Kelak, ketika kau bangkit, aku tak ingin lagi melihat kesedihanmu karena masa lalu.

 

Kelak, ketika kau bangkit, mari kita bergandengan tangan sambil melangkah ringan penuh cita menikmati perjalanan kita....
:)

- V -