Senin, 31 Desember 2012

Kembali Padamu

Berkali-kali cinta lain menawarkan kebahagiaan, namun semua kemudian hilang. Tanpa jejak. Tahukah kamu bahwa hati ini akhirnya kembali padamu?
Usahaku untuk menepis segala mimpi tentang kita telah sia. Tak berguna. Akhirnya pun kembali padamu.
Suara yang masih bisa mendamaikan hati ini, tawa renyah di seberang sana, yang aku rindukan. Sudah lama memang suara itu selalu aku dengar saat aku butuh.
Tanpa aku sadari, kamu selalu ada untukku. Kamu menepati hampir semua janjimu untuk aku. Aku bahagia. Walaupun tak ingin berharap bahwa kamu telah memiliki hati untukku.
Mimpi tentang kita di anganku begitu indah, dengan sifat sabarmu memahami aku, dengan tingkahmu yang sanggup membuatku manja, sungguh menyenangkan.
Tuhan, hamba hanya ingin jika memang hamba berjodoh dengannya, pertemukan kami dalam keadaan yang siap lahir batin. Jika memang ia bukan jodoh hamba, biarkan dia di sekeliling hamba dan berikan bidadari indah untukny, yang tak akan menyakitinya, yang akan menjaganya, yang akan mencintainya sepenuh hati melebihi cintaku padanya... Amin...

Rabu, 26 Desember 2012

Azzam Haneef Cahyo Nugroho

- 25 Desember 2012 -
Selamat datang, malaikatku...
Semoga Tuhan memberikan berkah-Nya yang berlimpah selama hidupmu, Sayang...
Tersenyumlah pada dunia karena kami telah menantimu...
Kelak, akan kukisahkan tentang keluarga kita...
Seorang kakek yang melihatmu dari jendela Tuhan...
Seorang leluhur yang memanjakanmu lewat tangan Tuhan...
Kelak, kamu akan tahu betapa keluarga kita penuh cinta kasih...
Tumbuhlah menjadi kebanggaan keluaga...
Sempurnalah ibadahmu selama di dunia tuk selamatkan banyak orang di akhirat...
Sayang, cium jauh dari tante karena tante masih jauh darimu...

Tante sayang Azzam..
:)
:*


Selasa, 25 Desember 2012

Kesalahan Yang Tak Terlihat


Maafkan aku jika aku menyakiti kalian. Bukan maksudku untuk membuat kalian patah hati. Dia memang bukan kekasihku. Percayalah padaku. Dia masih sendiri, kalian masih punya hak untuk mencintainya. Memang kami dekat, kami pernah punya masa lalu yang indah. Namun kami bukanlah sepasang kekasih. Perlu kalian ketahui, aku ingin sekali dia memilih salah satu di antara kalian. Karena aku tak sanggup membuka hatinya, membantu hatinya yang terluka. Dengan kalian aku harap dia mampu menerima cinta yang lain. Aku masih bersamanya, dengan ikatan "Sahabat", bukan yang lain. Dia yang paling memahami aku, meski diamnya sering membuat aku kesal. Sungguh, dengan adanya berita tentang kami, aku ingin sekali menghapus berita itu. Aku tak ingin menyakiti kalian. Aku begini bukan karena kasihan pada kalian, hanya saja aku ingin kalian tahu bahwa dia masih sendiri, kalian berhak untuk sayang apdanya, berharap padanya, dan menginginkannya. 
Maafkan aku jika kesalahan yang tak terlihat ini menjadikan kita renggang. Aku tak ingin ini terjadi, tapi telah terjadi. Saat kalian membaca ini, yakinlah padaku, aku dan dia bukanlah kekasih. Mungkin tak kan pernah ada kisah lagi antara aku dan dia. Karena aku dan dia telah sepakat tanpa kata bahwa kami adalah SAHABAT.
Aku sayang kalian semua. Maafkan kesalahan yang tak terlihat ini...

:')

Minggu, 23 Desember 2012

Keputusan Ini


Setelah aku berpikir lama, akhirnya aku tahu apa yang harus aku lakukan.
Aku tak ingin semakin lama terpuruk dalam dusta tak berujung.
Aku pun tak ingin terjebak dalam rasa hina.
Aku ini hanya manusia, tak sempurna seperti pandanganmu.
Aku ini tak pantas untukmu seperti yang kau bayangkan.
Sudahlah, aku memilih untuk tetap menutup hati.
Bukan karena masa lalu, tapi karena aku masih tak sanggup percaya pada masa depan yang kau tawarkan.
Terlalu istimewa untukku, membuatku merasa tak nyaman.


Cukup sampai di sini saja aku memberi harapan untukmu.
Maafkan aku.
Aku yakin, kamu bukan laki-laki pecundang.
Aku yakin akan ada banyak perempuan yang mencintaimu, hanya saja kau perlu membuka hati untuk mereka.
Keputusan ini tak dapat lagi kuubah.
Sudah keputusan mutlak.
Maafkan aku...

Terima kasih untuk perhatian yang telah kau berikan.|
Jangan lagi salahkan masa laluku yang menurutmu adalah faktorku mengambil keputusan.
Maafkan aku..
Ini hanya antara kita, aku dan kau.
Bukan dia atau mereka.

Jumat, 21 Desember 2012

Kita Jalani Saja

Aku pernah terluka, aku pernah jatuh dan terpuruk hingga tak mampu terbangun. Namun aku tak tahu bagaimana dengan kisahmu. Kamu hadir saat aku masih bersamanya, wajar jika aku tak pernah hiraukan aku. Lalu kau pun menghilang, kemudian kembali saat aku telah sendiri. Luka yang masih tertoreh di hati terasa sangat sakit, karena itulah aku masih tak ingin menjalin hubungan yang kau inginkan. Terlalu cepat untuk memulai apa yang kamu mau. Kita pun dekat, tanpa paksaan. Aku pun merasakan nyaman yang berbeda padamu. Perhatian yang kamu berikan dan semua rayuan yang terdengar basi. Aku takut. Serius. Aku benar-benar takut untuk memberikan hati ini padamu. Aku tak ingin lagi mengulang kesalahan dan kegagalan yang pernah aku alami.
Sudah cukup aku merasakan kegagalan, aku tak ingin lagi. Sekarang, aku tengah berusaha untuk membuka hati, namun jangan paksa aku.

Ketika hati ini telah siap untuk menerimamu, maka aku akan mengatakannya dengan pasti. Tunggu saja, jika memang kamu ingin miliki aku. Jangan pernah lelah untuk meyakinkan aku. Karena aku pun meyakin hati ini untukmu. 
Ketika semua telah yakin, terima cinta ini, jaga hati ini, jangan pernah kau sakiti seperti janjimu. Biarkan cinta kita bersemi sejalannya dengan waktu, usah memaksa..
:)


Selasa, 18 Desember 2012

Tentang Rasa Ini

Aku merasa kesal dengan semua sikap dan sifatmu. Namun kau tak pernah sadar bahwa apa yang telah kau lakukan hampir selalu membuatku kesal. Entah apa yang membuatku kesal padamu, aku tak suka saat kamu tak bisa mengerti dengan apa yang aku mau, saat kamu memperlakukan aku tak berarti. Seakan aku hanya sampah usang tak berguna.
Pernah kah kamu mengingat dulu kita pernah bersama? Sikap hangatmu padaku yang membuat aku semakin luluh dan terperangkap dalam cintamu. Namun itu tak berlangsung lama karena kau pun menghilang walau terlihat olehku. Kamu bukan lagi orang yang aku kenal. Kamu bukan lagi orang yang mampu memperlakukan aku seperti awal kedekatan kita. 

Kecewa... Aku benar-benar kecewa. Jika memang kamu tidak bisa membalas cinta ini, mengapa kamu biarkan aku tenggelam dalam cintamu lalu tanpa rasa bersalah kau pergi meninggalkan aku kemudian memperlakukan aku selayaknya sampah, seakan tak pernah kenal. Bisakah kamu memperlakukan aku seperti kamu memperlakukan orang lain?
Aku ini bukan patung, aku pun ingin merasakan kebahagiaan. Bukan aku tidak mengingat apa yang pernah terucap padamu, aku masih ingat karena memang aku merasakan itu. Namun aku ingin membuka hati untuk yang lain. Sisa satu cinta yang masih ada akan aku berikan pada orang yang tepat, orang yang benar-benar menginginkan aku.


"Aku punya lima cinta, satu telah aku serahkan sepenuhnya pada Tuhan dan keluargaku, dua telah gagal dalam perjalanan, satu telah aku berikan padamu, dan satu lagi masih utuh. Jika kamu memang tidak bisa membalas rasa ini, aku tau aku harus menghapus cinta ini juga, namun aku butuh waktu. Setelah itu aku tidak tahu harus apa dengan sisa cintaku. Akankah aku berikan pada orang lain atau tidak sama sekali walau aku telah memilih salah satu di antara mereka." itu yang aku katakan padamu.
Hari ini, masih aku ingat jelas bagaimana aku mengatakan itu dalam keadaan sadar. Kini, dengan kesadaran penuh pula aku akan mengatakan pada dunia bahwa aku ingin MOVE ON. Ini adalah cara dan jalan terbaik yang aku ambil. Aku tidak ingin lagi merasakan sakitnya disakiti tanpa sadarmu.
"Butuh bantuan?" kutawarkan tenaga dan pikiranku padamu, tanpa ada maksud tersembunyi, berkali-kali aku tanyakan namun tidak ada respon darimu.

Ternyata kamu lebih memilih bercerita tentang kesulitanmu pada orang lain, bukan padaku. Adakah kamu tau tentang rasa ini?
SAKIT.
Itu yang aku rasakan. Menghembuskan napas panjang dan berat berkali-kali karena sesak akan perlakuanmu.Suah cukup akan semua ini. Aku tak ingin dan benar-benar tak ingin kembali padamu. Entah apa yang akan menjadi pembicaraan orang lain terhadap kamu, aku tak peduli. Aku tak akan lagi peduli akan perasaanmu ketika orang lain mengatakan kamu jahat.
Ini adalah pilihanmu, pilihanmu untuk ingin dinilai buruk oleh orang lain. Aku hanya ingin bersikap profesional, tidak melihat bagaimana  kisah kita. Aku menyerah untuk memahami kamu.