Jumat, 29 Juni 2012

Semakin Yakin

Semakin aku mengenalmu, semakin aku merasa damai. Semakin aku menyelami hatimu, semakin aku merasa yakin akan pilihan ini. Tak sadarkah kamu bahwa kamu lah yang telah memberikan banyak kebahagiaan pada hati ini? Mendengarkan suaramu saja telah menjadikan aku merindu pada hadirmu. Setiap kata yang kau ucapkan, seakan-akan ingin aku catat, aku rekam, dan aku simpan sebaik mungkin.
Aku suka dengan keterbukaan di antara kita. Ada rasa yang benar-benar berbeda di hati ini, aku merasa nyaman, sangat nyaman. Tak pernah aku merasakan ini pada hubunganku terdahulu. Seakan tak ada lagi kata-kata yang lain untukmu, selain kata nyaman. Aku semakin sadar, bahwa cinta ini terpupuk dengan alami. Semakin yakin aku akan rasa ini.
Kau memberikan rasa yang berbeda, aku suka itu.Sangat suka. Aku sangat suka dengan suaramu, aku suka dengan cara berpikirmu, aku suka dengan caramu bicara, menenangkan aku saat aku terlalu bingung menghadapi apa yang ada di depan mata, aku suka caramu mengendalikan hubungan ini, dan aku suka dengan caramu jujur pada hatimu.
Walau aku tahu betapa sakitnya hatimu saat ini karena masa lalumu, namun ijinkan aku untuk selalu berusaha menemanimu, mendampingimu, dan membantumu menyembuhkan luka itu. Yakini aku, maka aku akan semakin yakin padamu. Akan aku tunggu hingga kau merasa yakin bahwa aku lah yang terbaik untukmu.
- V -


Kamis, 21 Juni 2012

Bingung

Tuhan, ada apa denganku..??
Mengapa aku tak bisa mendengar kata hatiku sendiri..??
Tuhan, mengapa aku begini..??
Aku hanya ingin memilih dia sebagai yang terakhir, salahkah..??
Tuhan, bantu aku....
Sungguh aku sangat bimbang...
Aku butuh Engkau, Tuhan...

Sabtu, 16 Juni 2012

Rasa Ini

Kau tahu? Semakin hari aku semakin ingin dekat kamu.
Kau tahu? Semakin hari aku ingin memiliki kamu.
Adakah kamu tahu yang aku rasakan sebenarnya?
Aku hanya ingin memiliki kamu, membenahi setiap celah yang rusak.
Menerima kamu dengan segala apa yang telah kamu miliki.
Masa lalumu, kenanganmu, hatimu, sifatmu, dan semua tentag kamu.
Mengapa kau tak pernah percaya dengan apa yang aku rasakan?
Mengapa hatimu tak kunjung berikan keyakinan?
Harus berapa lama aku menunggumu?
Katakan, coba kau katakan.
Aku khawatir padamu, apakah ini pertanda aku mulai membuka hati untukmu?
Aku selalu mencari kehadiranmu, apakah ini pertanda aku mulai menyayangimu?
Bantulah aku untuk menjawabnya...
Rasa ini ada jika aku terus saja melangkah...
Apakah itu yang kau inginkan?
Rasa ini akan terus tumbuh jika kau menyiramnya dengan kasih...
Makan jangan biarkan aku melangkah seorang diri jika memang inginmu sama...
Jika memang rasamu sama...
- V -

Kamis, 14 Juni 2012

Masa Lalu Kita

Mengapa kau nilai aku sekian tinggi..??
Aku tidaklah sesempurna dalam bayanganmu...
Kulihat catatanmu, kutahu betapa besar sayangmu padanya....
Sesak aku membacanya...
Walau aku pun pernah membuat catatan cinta untuk masa laluku....
Aku tak ingin menjadi bayang-bayang...
Tak ingin melihat pantulan wajahnya di mataku saat kau menatap aku...
Mungkinkah kita akan mengakhiri kisah ini dengan tangis bahagia?
Masa lalu kita telah menjadi ketakutan dalam hati masing-masing...
Apakah keyakinan kita akan semakin memuncak?
Jika memang iya, mari kita tinggalkan masa lalu....
Kemudian menatap masa depan bersama...
Memperbaiki segala hal yang buruk...
Menerima kelebihan dan kelemahan masing-masing...
Menopang saat di antara kita tampak lelah....
Karena aku ingin masa depan denganmu...
- V -

Rabu, 13 Juni 2012

Semalam Tentang Aku

Semalam aku merindukan suaramu. Semalam aku merindukan sosokmu. Semalam aku merindukan segalanya tentangmu. Semalam aku tahu kau masih tak bisa melupakan mantanmu. Semalam aku tahu kau masih tak percaya pada rasa ini. Semalam aku menunggumu. Semalam aku menelan kecewa. 
Semalam, entah mengapa aku menyadari bahwa aku ingin memilikimu. Andai saja kita tak pernah memiliki seseorang di masa lalu -yang mungkin masih kita sayangi hingga detik ini- mungkin aku telah menerima cintamu, dan kau percaya akan rasa ini.
Namun keadaan tak berkata demikian, semalam aku sadari itu. Ketakutan yang kita rasakan sama dengan ketakutan kita sejak awal kita merasakan perbedaan ini. Aku meragu karena mengerti posisi dia tak akan tergantikan dari hatimu, dan aku tak ingin melihat pantulan bayangannya di matamu saat kamu menatapku. Juga tentang ketakutkanku akan sebuah kehilangan dan kegagalan untuk kesekian kalinya.
Sementara kamu, kamu terlalu tinggi menila aku. Menatap aku dari bawah dan merasa tak pantas untuk berdampingan denganku. Sungguh ini membuatku merasa tak berarti. Apalah arti penilaian tinggi padaku jika kelak -entah denganmu atau siapapun- aku tidak akan disejajarkan dengan perempuan lainnya.
Ini hanya masalah kelebihan dan kekurangan. Jika aku kelak memilikimu, jangan khawatirkan kelebihan dan kelemahan kita, aku pasti akan menerima semua yang kau miliki. Aku harap kau pun begitu. Aku tak ingin kau menatap aku berlebihan hingga kau benar-benar menutup mata akan rasa ini.
Jarak tak menjadi masalah bagi kita, atap pendidikan menciptakan ruang bagi kita. Namun aku tak dapat melihatmu sepuasku. Aku tak dapat mendengar suaramu setiap waktu. Aku merindu....
Tuhan, jika memang dia adalah yang berikan padaku, untuk mengobati luka kami masing-masing, maka dekatkan kami, Tuhan....
Aku mohon....
Tuhan, biarkan rasa kami perlahan berubah menjadi sayang untuk saling memiliki. Untuk saling menghargai, menerima, menyayangi, dan menghormati.
Tuhan, jadikanlah hubungan kami membawa berkah bagi kami dan sekitar, Amin....
Inilah doaku semalam....
Semalam tentang aku, agar kau tahu apa yang aku harapkan dan aku rasakan saat ini....
- V -


Selasa, 12 Juni 2012

Salahkah Aku...?

Apakah aku salah jika jatuh cinta secepat ini? Aku memang baru saja merasakan luka karena kehilangan, namun aku tidak ingin terperangkap dalam kesedihan. Karena itulah, aku berharap dapat menyentuh bahagia yang kau tawarkan. Lukamu sama dengan lukaku. Kita masih menyimpan luka, itulah mengapa aku tak segera menerima cintamu, aku hanya tak ingin menjadi bayang-bayang masa lalu. Aku pun tak ingin kau sakit karena masa laluku. Namun, seperti yang telah aku kisahkan padamu, aku takut kehilangan kamu yang memberiku damai. Tak peduli seberapa buruk sifatmu, aku yakin kau tak seperti rubah berbulu domba. Tuhan, jika memang Kau ingin kami berjodoh, maka yakinkan hati kami masing2... Amin...

 

Suaramu

Suaramu yang menenangkan aku, menjadikan aku bahagia...
Suaramu yang kudengar membuatku nyaman di kisahmu...
Kau tahu cara memperlakukanku, aku suka...

Yakinkan aku, maka aku akan meyakinkanmu...
Kisah ini tak seperti yang aku duga...
Semua berjalan apa adanya...
Suaramu, menghangatkan hatiku yang lupa akan kasih...

Suaramu, menyentuh dasar keinginanku....

Keyakinan ini semoga saja terus berlanjut hingga keputusan kita....


Minggu, 10 Juni 2012

Yakinkan Aku...

Tak aku pungkiri bahwa hati ini masih terluka, aku masih sayang padanya. Kau datang di saat yang kurang tepat. Meski aku tahu hatimu tulus. Aku mengerti, lukamu masih nampak, walau kau akui ingin berbagi kisah denganku. Kita adalah anak Tuhan yang tidak menginginkan penghianatan, hari ini telah kau katakan itu. Kau tahu? Itu pun menjadi keinginanku. Ada sisi yang tak pernah aku tahu tentang kamu, dan kau bersedia untuk memperlihatkannya padaku. Hari ini, aku melihat ketulusanmu yang sebenarnya. Maka aku pinta padamu, teruslah yakinkan aku, jangan menyerah, maka pintu hati ini akan terbuka untukmu. 

 

Sabtu, 09 Juni 2012

Kotak Kisah

Setiap insan pasti memiliki kisah. Kisah yang sama walau rasa yang berbeda. Kita boleh saja bangga dengan kisah bahagia yang kita miliki, kita pun boleh mengatakan kisah sedih kita lah yang paling tragis. Tak ada yang melarang.Begitu pula dengan aku, jika aku katakan kisahku adalah bahagia dan tragis kemudian aku menangis karena terjatuh atau tersenyum karena bahagia, tak akan semua orang mengatakan hal yang sama.
Ini tentang aku. Bolehkah aku bertanya, "Sejak kalian mengenal aku, apakah aku pernah membuat kalian kecewa?" Jika jawaban kalian adalah "Iya." Maka maafkan aku. Sungguh sebenarnya aku tak pernah bermaksud membuat kalian kecewa. Semua hanya karena keterbatasanku saja.
Satu persatu aku mengenal kalian, di awal perkenalan, aku pastikan bahwa aku bahagia dan aku tersenyum menyambut kedatangan kalian, apakah kalian pun begitu?
Namun aku sadar, tak semua jalan menuju Roma berjalan dengan mulus, akan ada jalan berbatu, jalan berkelok, ataupun jalan terjal. Sama halnya dengan kisah kita, tak semulus kisah persahabatan atau cinta dalam dongeng.
Terkadang aku berpikir, mengapa kalian semakin jauh denganku, semakin hilang dari pandangan walau aku mendekat. Terkadang aku berkhayal untuk berkumpul dengan kalian pada satu waktu. Aku tahu, dunia ini luas. Dunia ini bukan hanya aku dan kalian. Namun pernah kah kalian sebentar saja berpikir tentang aku? Semua hal yang pernah kita alami bersama?Karena kalian masing-masing memiliki tempat di hati ini, lengkap bersama kisah kita.
Meresapi kehidupan tak semudah membaca buku meski hidup ini bagaikan sebuah buku yang terus terisi oleh kisah-kisah.
Aku mengenal kalian dengan berbagai kisah pula.
Dengan bantuan organisasi, pertemuan singkat di bulan purnama, satu atap pendidikan, ataupun satu hobi. Semua aku kenang, semua aku simpan. Meski selalu saja ada kepingan yang hilang.
Meski kisah kita mungkin 'vakum', dalam hati sebenarnya aku tak ingin seperti itu. Namun apa daya, aku tak dapat memaksakan kehendak kalian jika memang kalian pun ingin menjauhi aku. Tidak, aku tidak marah pada kalian jika memang kalian pergi, aku hanya membodohi diri sendiri. Menekuri apa yang salah denganku hingga kalian pergi. Kuucapkan terima kasih pada kalian yang telah mengajarkan aku banyak hal. Mengajarkan aku tentang pahit dan manis kehidupan. Terima kasih telah memberikan kesempatan untuk hadir dalam hidup kalian.
Hanya saja aku ingin kalian tahu, aku sayang kalian. Dengan masing-masing definisi....:)
- for all my story -
^ MWP ^

Rabu, 06 Juni 2012

Apakah Kamu...?

Hari berganti hari, tanpa aku sadari aku mulai terbiasa dengan 'kesendirian'. Dia yang terakhir menjalin hubungan denganku lah yang mengajarkannya. Dia yang meninggalkan aku demi berbakti pada kampus, membuangku tanpa sedikitpun sesal. Hati ini tersakiti tanpa sadar, akankah terus begitu? Aku telah mengakhirinya. Aku memilih untuk selamanya tidak berkomunikasi dengannya. Karena memang itu yang dia inginkan. Kublokir semua akses komunikasi dengannya. Tak tahu dan tak ingin tahu bagaimana keadaannya. Aku ingin dia merasakan apa yang aku rasakan saat dia melakukan hal yang serupa.
Hari berganti hari, setiap waktu ada cerita baru. Aku suka. Aku ingin benar-benar meninggalkan semua. Aku akan memulai hari baru penuh canda dan tawa, bukan tangisan.
Dia harusnya tahu bahwa aku memiliki sisa kekuatan yang tak cukup banyak saat dia memilih pergi dan menghilang, namun dia tak pernah mau tahu. Sibuk dengan dunianya sendiri.
Kini, ada kisah yang kembali terjalin. Memang masih belum menjadi sebuah ikatan, tapi aku merasa ada yang berbeda. Sesungguhnya di setiap kisah pasti ada yang berbeda, dan inilah yang menjadikan dunia terasa indah penuh warna.
Kamu hadir dalam ceritaku, membuat aku merasa 'aneh' dengan kata 'jatuh cinta'. Mengapa aku baru sekarang merasakan debaran jantung yang tak terkendali? Padahal kita telah bersama satu atap pendidikan sejak tiga tahun yang lalu. Apakah karena aku telah kehilangan dia dan kamu berikan aku tawa? Atau karena aku baru menyadari kepolosanmu yang menggemaskan itu? Entahlah...
Kamu telah mengetahui apa yang menjadi pikiranku, aku pun telah mengetahui apa yang menjadi pikiranmu. Kita telah berusaha saling memahami. Walau keterikatan masih belum terjalin.
Aku ingin jujur padamu sebelum kita melanjutkan perjalanan ini, bahwa aku merasa takut dengan banyak hal. Ketakutanku yang pertama, kamu memiliki sifat yang sama dengan dua orang masa laluku, semua telah membuat aku kecewa. Kamu tahu apa itu? Sifat pendiammu. Aku sedikit trauma dengan lelaki pendiam. 
Ketakutanku yang kedua, aku tahu kamu masih belum bisa melupakan masa lalumu, begitu pula dengan aku, maka aku tak ingin kita saling menyakiti karena masa lalu.
ketakutanku yang ketiga, sejenak kita memang bersama, bertatap muka. Namun kelak, kita akan dipisahkan oleh waktu dan jarak, akankah kita bertahan? Aku telah menjalani kisah yang terpisahkan oleh waktu dan jarak, dan semua gagal. Aku tak ingin lagi mengalami kegagalan.
Ketakutanku yang terakhir, aku masih bertanya pada diri sendiri, "Apakah kamu yang terakhir untukku? Karena aku tak ingin lagi merasakan kepedihan perpisahan."
Satu hal yang harus kamu tahu setelah kamu mengetahui ketakutanku, "Aku ingin memang kamu lah yang terakhir, bukan untuk melepaskan masa lalu, tapi untuk merencanakan masa depan."
Apakah kamu berpikiran yang sama denganku?
Pikirkanlah sebelum kamu meminta aku untuk berubah mencintaimu....

Jumat, 01 Juni 2012

Yang Ingin Aku Katakan

Entah mengapa setiap kali aku membaca namamu di layar PC ketika membuka salah satu jejaring sosialku, aku merasa muak. Apakah karena perlakuanmu padaku? Mungkin saja. Padahal sebelumnya aku sangat mencintaimu, seakan-akan tak ada lagi yang lain di hati. 
Sekarang, aku hanya ingin mngatakan kebenaran, bahwa kau tak sesempurna saat aku 'buta'. Bukan aku mencari kesempurnaan, tapi kau lah yang memaksa aku untuk bersikap seperti ini. Aku tak pernah menerima alasan yang kau ajukan. Aku pun tak pernah mengiyakan bahwa kita telah berpisah. Karena aku tahu kau telah memiliki dunia sendiri. Di sana, kau tertawa, tak pernah menyadari bahwa itu menyakitkan aku karena saat kau tertawa, kau tak pernah pedulikan aku. Sementara aku, saat aku sakit, lemah, sedih, atau pun bahagia, aku selalu menginngat kamu, aku ingin berbagi kebahagiaan denganmu. Aku tidak sedang menghitung kerugian yang aku alami, aku hanya ingin kau tahu bahwa kau adalah laki-laki yang sama saja dengan lainnya. Tak memiliki tanggung jawab pada apa yang telah kamu lakukan. Kau pandai berteori, tapi praktekmu NOL..!!
Tahukah kamu bahwa aku sangat muak melihat tampangmu. Aku ingin sekali menampar wajahmu. Benar ini yang ingin aku sampaikan. Agar kau sadar bahwa kau ini bukanlah laki-laki sempurna. Agar kau sadar bahwa kau tak layak menyakiti hati perempuan lain hanya karena harus mengikuti arahmu. Tidak semua perempuan dapat menerima kamu seperti aku menerima kamu. Tak sadarkah kamu? Apa yang kau banggakan dari kelakuan dan sifat serta penampilanmu? Orasi kah yang kamu banggakan? Masih banyak ahli orasi yang lainnya. Kepandaianmu kah? Masih banyak profesor yang jauh lebih pandai darimu. Tampangmu kah? Masih banyak laki-laki tampan yang jauh lebih tampan darimu. Moralmu kah? Aku rasa kau tak memiliki moral yang baik, jika memang kau memiliki moral, kau tak akan pernah menyakiti hati seorang perempuan karena kau sadar bahwa ibumu adalah perempuan.
Sudahlah, aku hanya ingin mengatakan kebenaran ini. Bahwa aku bukanlah perempuan kecil lagi. Tak bisa lagi kau permainkan aku.