Selasa, 31 Juli 2012

Asing

Sejak keputusanmu malam itu, aku tak lagi merasakan gundah yang berkepanjangan. Memang sudah jelas apa yang terjadi antara kita tak akan bisa lagi berlanjut. Nmaun aku tak ingin kehilangan kamu yang sanggup membuatku merasa nyaman. Jika memang cinta adalah menunggu pangeran berkuda putih, mungkin dalam benakku pangeran itu adalah kamu.
sejenak aku meresapi perubahanmu. Ada yang aneh dengan sikapmu. Serasa asing di hatiku. Apa yang tengah kau rasakan?
Saat aku tahu kamu masih memikirkan dia -sang masa lalumu-, hati ini menjerit kesakitan. Seberapa pantas dia sampai hati masih kau tunggu?
Tidakkah kau lihat aku di sampingmu dengan nyata?
Hhh...
Ya sudahlah...
Namun rasa penasaranku tak berhenti sampai di situ, aku masih saja heran dengan 'asing'mu...
Ketika aku bertanya padamu mengapa, kau hanya mengatakan bahwa kau sedang memikirkan banyak hal. Entah apa itu. Aku tak tahu karena kau tak berniat untuk memberitahuku.
Kubiarkan kau melamun sendiri dalam duniamu. Kutunggu kau keluar dari kungkungan yang telah kau ciptakan sendiri. Aku ingin tahu, apa akhir dari 'asing'mu ini...

Kamis, 26 Juli 2012

Mungkin Sudah Saatnya

Sejenak aku berpikir tentang kita...
Di pagi sedingin ini, otak hampir melepuh karena panas...
Memaksa untuk berpikir tentang apa yang telah terjadi...
Ada senyum yang tak pernah aku rasakan sebelumnya...
Ada kisah yang selalu aku rindukan...
Mungkin kau tak akan pernah tahu itu...
Aku pun mengelak dari kenyataan...
Namun bunda merasakannya...
Bertanya tentang kita, tak bisa kujawab...
Meminta pada kita, tak bisa kupenuhi...
Maafkan aku, Bunda...
Mungkin sudah saatnya aku bicara...
Mungkin sudah saatnya hati melepas...
Bunda, rengkuh aku jika nanti aku goyah...
Bunda, dekap aku jika nanti aku tak mampu berdiri...
Bunda, usap tangisku jika aku kelak merasa sakit...
Bunda, kini kau akan mengerti mengapa aku selama ini diam...

Kamis, 19 Juli 2012

Benih Cinta Yang Aku Jaga

Benih cinta yang aku jaga, mungkin kamu gak akan pernah tahu gimana rasanya hati ini menangis karena takut kehilangan kamu.
Benih cinta yang aku jaga, aku gak akan pernah menghalangi jalanmu jika memang kamu tidak ingin berada di sampingku lagi.
Benih cinta yang aku jaga, aku memang sayang kamu, walaupun kamu gak akan pernah percaya.
Benih cinta yang aku jaga, biarlah aku berada dalam kesakitan ini hingga kelak aku benar-benar akan melepaskan rasa ini.
Benih cinta yang aku jaga, mengapa kamu menghilang? Aku tak ingin seperti ini, aku merindukan kamu...
Benih cinta yang aku jaga, sesak rasanya mengingat kedekatan kita yang hanya sekejap mata. Atau mungkin tak sampai dalam hitungan kedipan mata....
Benih cinta yang aku jaga, aku rela melepaskan kamu, namun aku butuh waktu untuk membiasakan hal itu....
Benih cinta yang aku jaga, semoga kamu merasa tenang setelah aku melepaskan kamu hari ini....
Benih cinta yang aku jaga, aku akan selalu merindukan caramu menatapku, bicaramu padaku, tertawamu, dan segala hal tentangmu...
Benih cinta yang aku jaga, biarkan hati ini mencintaimu hingga lelah menanti...
- V -

Senin, 16 Juli 2012

Apa Namanya..??

Tuhan, berikan aku jawaban atas rasa ini. Apa yang telah aku rasakan? Apa namanya ini, Tuhan? Sangat tidak nyaman saat merasakannya. Mengingat masa lalu bersama mereka, saat bahagia dan sedih bersama, namun mereka tak lagi bersamaku. Melihat saat ini yang penuh dengan misteri dan ketidakpastian. Sesak mengetahui mereka telah melupakan rasa padaku dan telah beralih pada perempuan lain. Namun aku tak boleh egois. Aku harus merelakan mereka, harus.
Masih banyak yang menjadi tanggunganku, Kau tahu itu, Tuhan. Tuhan, sentuh hati ini agar kembali merasakan ketenangan. Tuhan, aku berserah pada-Mu...

Sabtu, 14 Juli 2012

Biarkan Mengalir Saja

Aku merasakan kedamaian saat bersamamu. Aku merasakan bahagia yangg luar biasa saat bersamamu. Aku mampu menjadi diriku sendiri, jujur akan perasaan yang menggelayuti. Aku tak pernah berbohong akan keadaanku padamu. Aku benar-benar ingin bersamamu, merasakan damainya setiap hari.
Namun tak semua akan sempurna, sempurna hanya milik Tuhan. Aku sadari itu. Begitu pula denganmu. Sesempurna apapun aku melihat kamu, nyatanya kamu pun masih memiliki celah yang tak pernah menyempurnakan kesempurnaanmu.
Jujur saja memang ada sedikit keluhanku pada sifat burukmu. Misalnya saja kebiasaan merokokmu atau menyeruput kopi. Bangun di malam hari dan tidur saat umat manusia beraktivitas. Itu adalah contoh dari sifat burukmu yang mengganggu 'kesetiaan'ku.
Harapanku adalah kamu masa depanku. Aku ingin kamu berubah menjadi yang lebih baik, memperbaiki 'kesalahan' yang terdapat dalam dirimu. Akan aku dampingi kamu selama kamu memiliki niat itu. Aku ingin kamu benar-benar melupakan masa lalumu juga. Berpalinglah pada cinta ini...
Hanya itu, hanya itu keinginanku padamu sebenarnya. Aku ingin kamu memperbaiki 'kesalahan' hidup mu dan berjalan di sisiku dengan menatap masa depan secerah mungkin. Kamu adalah laki-laki yang membuatku merasakan 'chemistry'. Laki-laki pertama. 
Namun aku tak ingin membuat semua ini berjalan dengan keterpaksaan. Aku ingin semua ini mengalir dengan tenang. Biarkan saja semua seperti ini. Tanpa ikatan seperti yang kamu inginkan. Yang terpenting adalah hati kita. Semoga saja apa yang di dalam hatimu adalah apa yang di dalam hatiku. 
Aku ingin bertahan dengan rasa ini, aku ingin menjadikan kamu lebih baik. Bukan sekadar keinginanku, tapi ini pun demi kebaikanmu. Aku ingin kita bersama melalui pahit dan manis kehidupan. 
Bisakah? Biarkan semua mengalir saja.. :)
- V -

Kamis, 12 Juli 2012

Tuhan, Aku Lelah

Tahukah kamu bahwa aku menangis merasakan keadaan kita saat ini? Aku tak ingin jauh darimu, aku pun tak ingin kehilangan kamu. Aku ingin selalu merasakan kedekatan yang dulu pernah ada. Selalu merasakan degub jantung yang tak berirama, tak beraturan dengan tenang. Aku ingin kita kembali seperti dulu.
Tuhan, aku merindukan kedekatan dengan dia. Memulai kisah dengan saling bicara, saling mengatakan hal yang sebenarnya telah terjadi. Saling jujur dengan perasaan masing-masing. Aku merindukan itu, Tuhan...
Aku tak ingin dia jauh dariku. Namun aku tak tahu mengapa dia menjauh dariku, apakah karena ia masih saja menyimpan harapan besar untuk kembali pada masa lalunya atau aku tela berbuat kesalahan tanpa aku sadari, aku tak tahu.
Tuhan, sesak dada ini mengingat aku tak lagi dekat dengan dia. Aku hanya bisa menangis, Tuhan. haruskah aku merasakan sakit ini lagi, Tuhan? sudah sekian kali aku merasakannya, aku rasa aku tak sanggup, Tuhan. Siapakah sebenarnya pangeran yang Kau siapkan untukku hingga Kau tak pernah lelah melihatku terjatuh dan bangkit lagi menatap mentari, berkali-kali, hingga aku lelah. Mungkinkah aku terlalu berharap padanya, Tuhan? Aku tahu jika aku terbang terlalu tinggi, saat aku jatuh nanti akan sangat sakit. Namun aku tak ingin terjatuh lagi, Tuhan.
tak cukupkah penerimaanku terhadap apapun kebaikan dan keburukannya? Hingga aku masih saja ditinggalkan? Apakah ini kutukan, Tuhan? Hilangkan kutukan itu, Tuhan. Aku ingin merasakan bahagianya dicintai, Tuhan.
Aku ingin sekali seperti mereka yang berpasangan. Saling sayang, setia, dan melalui semua hal bersama-sama. Aku iri pada mereka, Tuhan. Maafkan aku. Aku terlalu lelah merasakan sakit hati, lelah terjatuh untuk kesekian kalinya.
Tuhan, dengarkah Kau bahwa aku berkata bahwa aku lelah? Hentikan semua ini, Tuhan. Kirimkan pangeran untukku saja. Seperti yang aku harapkan selama ini. Karena aku tak tahu lagi kemana aku harus mencari lagi. bagaimana lagi aku harus mempertahankan dia yang telah aku miliki. Semua telah hilang dari sisiku.
Tuhan, sesak dada ini jika mengingat aku harus kehilangan dia, meninggalkan dia sendiri untuk kebahagiaannya. Tuhan, kuatkan aku.... Aku mohon, Tuhan...
Atau memang jika memang tidak bisa bersamanya, biarkan aku terbang bersama angin layaknya serpihan rontokan bunga...
- V -

Senin, 09 Juli 2012

Memang Sebenarnya Butuh

Tuhan, tak perlu aku menuliskan banyak hal, aku yakin Engkau akan tahu apa yang aku rasa dan aku inginkan saat ini. Ada banyak pikiran yang melintas saat aku diam, saat aku berada di sampingnya. Aku merasa damai hanya dengan melihat wajahnya, berada di sekitarnya, dan mendengarkan suaranya. Aku tak pernah merasakan hal ini, Tuhan.
Tuhan, ini adalah kali pertama aku merasakan rasa yang aneh di antara sekian banyak kisah yang telah tercipta bersama kaum Adam.
Aku suka dengan semua yang ada padanya. Seakan tak peduli bagaimana dia melalui sebagian napasnya sebelum kisah ini. 
Tuhan, aku bingung bagaimana harus merangkai kata melukiskan harapan akan kisah ini, namun aku tahu Engkau tak butuh rangkaian abjad. 
Tuhan, jadikan semua lancar sesuai apa yang aku harap.
Tuhan, semalam dia berkata bahwa sebuah status tidaklah penting. Aku akui, untuk saat ini, aku masih tak ingin terikat, apalagi ketika aku tahu dia masih menyimpan rasa pada masa lalu. Memang sebuah status tidak penting bagiku saat ini, sama seperti yang dia katakan. Namun kelak, aku membutuhkan sebuah keputusan mutlak, sebuah kepastian. Bukan semacam hak milik yang bisa dipindah tangan, aku bukan barang. Aku hanya ingin dimiliki, dipertahankan.
Tuhan, ajarkan aku untuk menatap hubungan ini. Aku tak ingin kehilangan dia, hanya itu, Tuhan. Aku tak ingin kehilangan perhatiannya, senyumnya, tawanya, pengertiannya, semua tentangnya.
Bantu aku, Tuhan...
Amin...
:)
- V -

Sabtu, 07 Juli 2012

Mencoba Meyakinkan Dia


Tuhan, aku suka suaranya. Aku suka perhatiannya. Aku suka tatapannya. Aku suka caranya menenangkan hati ini. Aku suka tawanya. Aku suka senyumnya. Aku suka ceritanya. Aku suka kejujurannya. Aku suka semua yang ada pada dirinya.
Mungkin ia tak akan pernah percaya apa yang aku rasa dan aku katakan walau aku telah mengatakannya dengan ketulusan dan kejujuran. Namun aku tak peduli itu. Cukup di sampingnya saja telah menjadikan aku damai.
Aku semakin merindukan dia. Aku semakin tak ingin melepasnya. Entah apa yang telah mereka katakan tentang dia. Tak peduli bagaimana masa lalunya, aku hanya ingin masa depan yang baik dengannya, salahkah..??
Memperbaiki kerusakan memang tidak mudah, namun aku yakin pasti akan jalan. Aku yakini itu, maka aku bertahan dengan dia. Tak ada manusia sempurna di dunia ini, begitu pula aku, maka siapalah aku jika mencari kesempurnaan darinya..??
Tuhan, dia telah mengajarkan padaku tentang banyak hal tanpa ia sadari. Dia hebat di mataku tanpa ia sadari. Dia tak pernah menyadari itu karena dia terlalu sibuk menilai kerendahannya sendiri. Terlalu bersembunyi di balik kekurangannya.
Tuhan, salahkah rasa ini yang memang menginginkan dia? Salahka rasa ini yang meyakini dia? Memang aku masih saja merasa takut untuk melangkah di kisah yang baru. Memang aku masih tak ingin merasakan keterikatan yang memberikan bayangan tentang perpisahan. Namun aku tetap membutuhkan kedamaian, dan kedamaian itu ada padanya. Maka izinkan aku untuk terus berada pada jalur ini, Tuhan. Menunggu dia berpaling pada rasa ini untuk kemudian menyentuhnya tanpa ragu.
Sampai kapan aku menunggu? Sampai dia telah menemukan kedamaiannya sendiri. Sementara aku menunggu, akan kuyakinkan dia akan rasa ini. Semoga Tuhan mengerti akan inginku hingga Tuhan memberikan ruang sabar yang begitu luas padaku.
Tuhan, bantu umat-Mu ini untuk meyakinkan dia... Amin...
:)
- V -

Yang Terdalam

Pagi yang aneh bagiku. Mendengar suaramu adalah biasa untukku, tapi tidak dengan pagi ini. Aku benar-benar merasakan ketakutan yang merasuk. Aku takut kelak tak dapat mendengar suaramu lagi. Aku tak ingin itu terjadi.
Beberapa hari ini aku diam, bercengkrama dengan hatiku sendiri. Meyakinkan hati akan apa yang tengah aku alami bersamamu.
"Aku merasa aneh dengan diriku sendiri." katamu di seberang sana.
"Kenapa?"
"Nggak tau. Dulu aku gak SMS seharian gak masalah, tapi sekarang, aku kepikiran." dengan susah payah kamu merangkai kata hingga aku mengerti.
"SMS aku?" aku mencoba meyakinkan apa yang aku pikirkan.
"Iya." jawabmu menjawab pertanyaanku.
Tahukah kamu? Saat itu aku berkata dalam hati, 'Itulah yang aku rasakan saat aku jatuh cinta padamu. apakah kamu telah melabuhkan hati padaku tanpa kau sadari?'
Selang setelah itu, kita berdiam diri. Tak ada topik. Walau pikiranku melayang hingga batas wajar dan aku harap kau mengerti tanpa perlu aku katakan, kita tetap saja diam.
"Ta?" panggilmu dari seberang sana.
"Hem? Apa?"
"Nggak ada, cuma pengen denger suaramu."
Tuhaaaaan.... sekali ini aku luluh. Benar-benar luluh dengannya. Tuhan, aku akui aku semakin sayang padanya. Bukan hanya karena ia mampu membuatku melayang, tapi juga karena proses yang ia ciptakan. Aku suka dengan semua caranya yang berusaha membuatku nyaman. Aku suka dengan perhatian semunya. Aku suka semua yang ada padanya. 
Tuhan, aku ingin dia. Aku ingin memulai kisah dengan dia.
Tuhan, aku tak ingin kehilangan dia. Aku tak ingin, Tuhan...
Tuhan, aku hanya ingin bersanding dengannya, merasakan perasaan yang sama, berbahagia bersama, dan melawan badai bersama. Aku ingin, Tuhan. Aku ingin....
Tuhan, sesak dada ini jika mengingat dia masih menyimpan cinta untuk masa lalu sementara aku telah banyak berharap padanya. Tuhan, bisakah Kau hapus rasa sayang dia pada masa lalunya dan berpaling pada kasih ini? Melihat aku dengan nyata yang ada di sampingnya?
Tuhan, aku butuh bantuan-Mu untuk meluluhkan hatinya.
Tolong aku, Tuhan...
Ini doaku yang terdalam saat ini, Tuhan...
Amin...
- V -

Jumat, 06 Juli 2012

Surga Yang Tertunda

Tuhan, aku ini manusia, bukan robot. Mengapa mereka dengan mudahnya mengendalikan aku? Mengapa mereka memanfaatkan kelemahan yang aku miliki?
Tuhan, tahukah Engkau bahwa hati ini menjerit?
Ya, aku tahu dan sangat tahu Engkau mendengar jeritannya.
Mengapa tak kau cabut saja nyawa ini, Tuhan?
Aku ingin merasakan damai dalam pelukmu saja.
Aku tak ingin menjalani hidup ini jika memang ini yang menjadi peranku.
Tidak, Tuhan...
Aku tidak menyalahkan Engkau yang Maha Agung.
Aku pun tidak menyesal telah terlahir dari rahim wanita yang mungkin tak mengharap kehadiranku sehingga menjadikan aku boneka yang ia mau.
Tuhan, aku bukan sejenis Malin Kundang yang ingin terkutuk karena durhaka, aku tak ingin, Tuhan....
Tapi, Tuhan...
Aku ingin sekali menolak apa yang diinginkannya. Sekali saja. Aku ingin menolak apa yang terlontar dari mulutnya.
Tuhan, aku muak dengan ocehannya, keluhannya, amarahnya, dan semua yang menjadi beban di hatinya. Bukan aku tak pedulii padanya, hanya saja aku lelah mendengarkannya. Aku lelah, lelah sekali. Adakah waktu untuk hidupku sendiri?
Aku tak ingin kekesalan ini menjadi surga yang tertunda bagiku....

Kamis, 05 Juli 2012

Bukan Obral Hati

Semalam, aku sengaja menunggu waktu hingga pergantian hari. Aku ingin sekali menjadi yang pertama mengucap "Selamat ulang tahun yaaa..." untuk kamu. Memang benar itu telah terjadi. Di tengah dinginnya malam, kabut yang kian menebal dan nyamuk-nyamuk yang menggigit, dengan sabar kau temani aku. Kita kembali mengurai cerita tentang masa lalu.
Kau tahu, aku tak mungkin kembali dengan masa laluku yang telah menghianati aku. Kemudian aku tahu, kau masih saja berharap kembali pada dia yang juga telah menghianatimu.
Kau tahu? Aku menangis dalam hati. Aku memang menangis saat kau tanya, "Kenapa kok nangis? Aku salah dimana?"
Sungguh, aku merasa sakit saat itu. Namun aku tak ingin kamu tahu itu, maka aku berbohong untuk menutupi sedih. Kembali aku mengarahkan pembicaraan kita. 

"Mungkin aku akan kembali tenang jika ia telah menikah dengan orang lain." begitu ucapmu ketika kamu bercerita tentang keadaanmu. 

Aku ingin berhenti dari kisah kita. Aku benar-benar ingin berhenti. Bisakah?
Aku pun tak tahu...
Jujur saja hati ini tela belajar untuk menerima kehadiranmu. Walau aku masih saja mengingat seseorang yang datang sebelum kamu. Seseorang yang masih saja bertahan dengan sifat angkuhnya. tak pernah memperdulikan perasaan ini. 

Kupikir kau sama saja dengan dia, tak pernah mengindahkan perasaan ini. Selalu saja meragukan apa yang aku katakan, apa yang aku rasakan.

Tuhan, entahlah apa yang kemudian akan terjadi. Aku tak mungkin menunggu dia yang tengah menunggu masa lalunya bersanding dengan orang lain. Aku ini perempuan. Aku ini punya batas waktu yang menuntutku untuk berhenti pada kisah ini dan mencari kisah yang lain. Bukan karena aku mengobral hati dan cinta, hanya saja aku tengah mencari pasangan yang bisa menerima aku, tanpa harus menuntutku lebih dan dihantui masa lalu. Aku tak ingin mengalami itu, dan aku yakin semua perempuan akan sama mengambil keputusan jika mereka berada di posisiku.

Kasih, terima kasih akhir- akhir ini kau telah memberikan kebahagiaan padaku. Namun aku akan mengenyahkan kebahagiaan itu karena itu hanya semu bagiku.
Bukan aku obral hati, Kasih...
Tolong pahami keadaan ini...

Walau aku sebenarnya tak ingin ini berakhir, namun kau telah memberikan peringatan untukku, "Berhenti sampai di sini saja"
:'(
Hari ini, di hari ulang tahunmu, aku ingin melepaskan kamu...

Maafkan aku...
Semoga kau bahagia dengan bayangan masa lalumu...

- V-