Senin, 31 Desember 2012

Kembali Padamu

Berkali-kali cinta lain menawarkan kebahagiaan, namun semua kemudian hilang. Tanpa jejak. Tahukah kamu bahwa hati ini akhirnya kembali padamu?
Usahaku untuk menepis segala mimpi tentang kita telah sia. Tak berguna. Akhirnya pun kembali padamu.
Suara yang masih bisa mendamaikan hati ini, tawa renyah di seberang sana, yang aku rindukan. Sudah lama memang suara itu selalu aku dengar saat aku butuh.
Tanpa aku sadari, kamu selalu ada untukku. Kamu menepati hampir semua janjimu untuk aku. Aku bahagia. Walaupun tak ingin berharap bahwa kamu telah memiliki hati untukku.
Mimpi tentang kita di anganku begitu indah, dengan sifat sabarmu memahami aku, dengan tingkahmu yang sanggup membuatku manja, sungguh menyenangkan.
Tuhan, hamba hanya ingin jika memang hamba berjodoh dengannya, pertemukan kami dalam keadaan yang siap lahir batin. Jika memang ia bukan jodoh hamba, biarkan dia di sekeliling hamba dan berikan bidadari indah untukny, yang tak akan menyakitinya, yang akan menjaganya, yang akan mencintainya sepenuh hati melebihi cintaku padanya... Amin...

Rabu, 26 Desember 2012

Azzam Haneef Cahyo Nugroho

- 25 Desember 2012 -
Selamat datang, malaikatku...
Semoga Tuhan memberikan berkah-Nya yang berlimpah selama hidupmu, Sayang...
Tersenyumlah pada dunia karena kami telah menantimu...
Kelak, akan kukisahkan tentang keluarga kita...
Seorang kakek yang melihatmu dari jendela Tuhan...
Seorang leluhur yang memanjakanmu lewat tangan Tuhan...
Kelak, kamu akan tahu betapa keluarga kita penuh cinta kasih...
Tumbuhlah menjadi kebanggaan keluaga...
Sempurnalah ibadahmu selama di dunia tuk selamatkan banyak orang di akhirat...
Sayang, cium jauh dari tante karena tante masih jauh darimu...

Tante sayang Azzam..
:)
:*


Selasa, 25 Desember 2012

Kesalahan Yang Tak Terlihat


Maafkan aku jika aku menyakiti kalian. Bukan maksudku untuk membuat kalian patah hati. Dia memang bukan kekasihku. Percayalah padaku. Dia masih sendiri, kalian masih punya hak untuk mencintainya. Memang kami dekat, kami pernah punya masa lalu yang indah. Namun kami bukanlah sepasang kekasih. Perlu kalian ketahui, aku ingin sekali dia memilih salah satu di antara kalian. Karena aku tak sanggup membuka hatinya, membantu hatinya yang terluka. Dengan kalian aku harap dia mampu menerima cinta yang lain. Aku masih bersamanya, dengan ikatan "Sahabat", bukan yang lain. Dia yang paling memahami aku, meski diamnya sering membuat aku kesal. Sungguh, dengan adanya berita tentang kami, aku ingin sekali menghapus berita itu. Aku tak ingin menyakiti kalian. Aku begini bukan karena kasihan pada kalian, hanya saja aku ingin kalian tahu bahwa dia masih sendiri, kalian berhak untuk sayang apdanya, berharap padanya, dan menginginkannya. 
Maafkan aku jika kesalahan yang tak terlihat ini menjadikan kita renggang. Aku tak ingin ini terjadi, tapi telah terjadi. Saat kalian membaca ini, yakinlah padaku, aku dan dia bukanlah kekasih. Mungkin tak kan pernah ada kisah lagi antara aku dan dia. Karena aku dan dia telah sepakat tanpa kata bahwa kami adalah SAHABAT.
Aku sayang kalian semua. Maafkan kesalahan yang tak terlihat ini...

:')

Minggu, 23 Desember 2012

Keputusan Ini


Setelah aku berpikir lama, akhirnya aku tahu apa yang harus aku lakukan.
Aku tak ingin semakin lama terpuruk dalam dusta tak berujung.
Aku pun tak ingin terjebak dalam rasa hina.
Aku ini hanya manusia, tak sempurna seperti pandanganmu.
Aku ini tak pantas untukmu seperti yang kau bayangkan.
Sudahlah, aku memilih untuk tetap menutup hati.
Bukan karena masa lalu, tapi karena aku masih tak sanggup percaya pada masa depan yang kau tawarkan.
Terlalu istimewa untukku, membuatku merasa tak nyaman.


Cukup sampai di sini saja aku memberi harapan untukmu.
Maafkan aku.
Aku yakin, kamu bukan laki-laki pecundang.
Aku yakin akan ada banyak perempuan yang mencintaimu, hanya saja kau perlu membuka hati untuk mereka.
Keputusan ini tak dapat lagi kuubah.
Sudah keputusan mutlak.
Maafkan aku...

Terima kasih untuk perhatian yang telah kau berikan.|
Jangan lagi salahkan masa laluku yang menurutmu adalah faktorku mengambil keputusan.
Maafkan aku..
Ini hanya antara kita, aku dan kau.
Bukan dia atau mereka.

Jumat, 21 Desember 2012

Kita Jalani Saja

Aku pernah terluka, aku pernah jatuh dan terpuruk hingga tak mampu terbangun. Namun aku tak tahu bagaimana dengan kisahmu. Kamu hadir saat aku masih bersamanya, wajar jika aku tak pernah hiraukan aku. Lalu kau pun menghilang, kemudian kembali saat aku telah sendiri. Luka yang masih tertoreh di hati terasa sangat sakit, karena itulah aku masih tak ingin menjalin hubungan yang kau inginkan. Terlalu cepat untuk memulai apa yang kamu mau. Kita pun dekat, tanpa paksaan. Aku pun merasakan nyaman yang berbeda padamu. Perhatian yang kamu berikan dan semua rayuan yang terdengar basi. Aku takut. Serius. Aku benar-benar takut untuk memberikan hati ini padamu. Aku tak ingin lagi mengulang kesalahan dan kegagalan yang pernah aku alami.
Sudah cukup aku merasakan kegagalan, aku tak ingin lagi. Sekarang, aku tengah berusaha untuk membuka hati, namun jangan paksa aku.

Ketika hati ini telah siap untuk menerimamu, maka aku akan mengatakannya dengan pasti. Tunggu saja, jika memang kamu ingin miliki aku. Jangan pernah lelah untuk meyakinkan aku. Karena aku pun meyakin hati ini untukmu. 
Ketika semua telah yakin, terima cinta ini, jaga hati ini, jangan pernah kau sakiti seperti janjimu. Biarkan cinta kita bersemi sejalannya dengan waktu, usah memaksa..
:)


Selasa, 18 Desember 2012

Tentang Rasa Ini

Aku merasa kesal dengan semua sikap dan sifatmu. Namun kau tak pernah sadar bahwa apa yang telah kau lakukan hampir selalu membuatku kesal. Entah apa yang membuatku kesal padamu, aku tak suka saat kamu tak bisa mengerti dengan apa yang aku mau, saat kamu memperlakukan aku tak berarti. Seakan aku hanya sampah usang tak berguna.
Pernah kah kamu mengingat dulu kita pernah bersama? Sikap hangatmu padaku yang membuat aku semakin luluh dan terperangkap dalam cintamu. Namun itu tak berlangsung lama karena kau pun menghilang walau terlihat olehku. Kamu bukan lagi orang yang aku kenal. Kamu bukan lagi orang yang mampu memperlakukan aku seperti awal kedekatan kita. 

Kecewa... Aku benar-benar kecewa. Jika memang kamu tidak bisa membalas cinta ini, mengapa kamu biarkan aku tenggelam dalam cintamu lalu tanpa rasa bersalah kau pergi meninggalkan aku kemudian memperlakukan aku selayaknya sampah, seakan tak pernah kenal. Bisakah kamu memperlakukan aku seperti kamu memperlakukan orang lain?
Aku ini bukan patung, aku pun ingin merasakan kebahagiaan. Bukan aku tidak mengingat apa yang pernah terucap padamu, aku masih ingat karena memang aku merasakan itu. Namun aku ingin membuka hati untuk yang lain. Sisa satu cinta yang masih ada akan aku berikan pada orang yang tepat, orang yang benar-benar menginginkan aku.


"Aku punya lima cinta, satu telah aku serahkan sepenuhnya pada Tuhan dan keluargaku, dua telah gagal dalam perjalanan, satu telah aku berikan padamu, dan satu lagi masih utuh. Jika kamu memang tidak bisa membalas rasa ini, aku tau aku harus menghapus cinta ini juga, namun aku butuh waktu. Setelah itu aku tidak tahu harus apa dengan sisa cintaku. Akankah aku berikan pada orang lain atau tidak sama sekali walau aku telah memilih salah satu di antara mereka." itu yang aku katakan padamu.
Hari ini, masih aku ingat jelas bagaimana aku mengatakan itu dalam keadaan sadar. Kini, dengan kesadaran penuh pula aku akan mengatakan pada dunia bahwa aku ingin MOVE ON. Ini adalah cara dan jalan terbaik yang aku ambil. Aku tidak ingin lagi merasakan sakitnya disakiti tanpa sadarmu.
"Butuh bantuan?" kutawarkan tenaga dan pikiranku padamu, tanpa ada maksud tersembunyi, berkali-kali aku tanyakan namun tidak ada respon darimu.

Ternyata kamu lebih memilih bercerita tentang kesulitanmu pada orang lain, bukan padaku. Adakah kamu tau tentang rasa ini?
SAKIT.
Itu yang aku rasakan. Menghembuskan napas panjang dan berat berkali-kali karena sesak akan perlakuanmu.Suah cukup akan semua ini. Aku tak ingin dan benar-benar tak ingin kembali padamu. Entah apa yang akan menjadi pembicaraan orang lain terhadap kamu, aku tak peduli. Aku tak akan lagi peduli akan perasaanmu ketika orang lain mengatakan kamu jahat.
Ini adalah pilihanmu, pilihanmu untuk ingin dinilai buruk oleh orang lain. Aku hanya ingin bersikap profesional, tidak melihat bagaimana  kisah kita. Aku menyerah untuk memahami kamu.

Minggu, 18 November 2012

Apa Yang Salah?


Sering aku berpikir apa yang salah denganku. 
Banyak, ada banyak hal yang salah pada diri ini.
Aku ini hanya manusia, bukan malaikat.
Aku ini hanya manusia, tak sempurna.
Jangan menuntut sempurna dariku jika kau saja tak sempurna.
Cukup buat aku tersenyum, maka kubuka hati ini untukmu.
Aku tak menuntut banyak darimu.
Cukup lupakan saja masa lalumu dan berjalanlah denganku.
Maka biarkan saja yang berlalu, usah kau hiraukan.

Di sini hanya ada aku, tidak dengan yang lain.

Tak bisakah kau melihat aku?
Sementara aku di sini melihatmu dengan jelas.

Sanggupkah aku mengikuti langkahmu?
Hanya Tuhan dan waktu yang tahu...

Jumat, 16 November 2012

Baru Kusadari

Sekian lama aku sendiri, tak sadar telah menutup hati untuk yang lain. Tak ada satu pun mereka yang hinggap di hati. Aku terlalu mencari kesempurnaan seperti mencari kamu. Kehilangan kamu merupakan luka mendalam bagiku. Saat aku merasa bahwa kamu lah yang aku cari, jalan kita lah yang berbeda. Terpisahkan oleh kesibukan masing-masing.
Denganmu, aku merasa nyaman dan tenang. Tak pernah sebelumnya aku merasakan hal itu. Aku benar-benar ingin berada di sampingmu, selamanya. Namun rasanya tak akan pernah lagi itu terjadi, kau telah menutup pintu masuk untukku. Kesibukan kita yang tak akan pernah mengijinkan untuk saling mengenal.
Tahu kah kamu bahwa aku selalu menangis saat mengenangmu? Sedih rasanya mengingat bagaimana perlakuanmu padaku. Seakan aku tak memiliki harga bagimu. seakan aku hanyalah rongsokan bagimu. Namun aku terima itu, aku suka dengan sedikit perhatian darimu. Usahaku mempertahankanmu tak berlangsung lama, aku tak sanggup lagi berada di balik tangis. Aku dan kamu memilih untuk berjalan sendiri, dengan kaki masing-masing.
Setahun yang lalu, di akhir tahun, kita menjalin kisah, berupaya untuk memberikan yang terbaik. Namun semua berakhir karena ego masing-masing. Sejak itulah aku sendiri, tanpa penggantimu.
Memang benar adanya aku merasa bahagia saat bersama seseorang, dia pun mampu memberiku rasa nyaman, aku suka di sampingnya. Tapi itu pun tak berlangsung lama karena dia masih asik dengan masa lalunya. Aku pun menyerah.
Kisah demi kisah aku lalui. Pernah aku ingin mengenal laki-laki lain, mencari pengisi hati ini. Namun aku terlalu sempurna menilai kamu. Patokanku adalah kamu, aku tak ingin lagi sakit hati. Mungkin sakit hatiku lah yang menjadikan aku buta akan kehadiran cinta.
Baru aku sadari, aku ini sombong. Terlalu sombong mneilai kehadiran cinta, membuang mereka yang mendekati. Padahal siapa lah aku, tak berguna. Tak menarik sama sekali. Hanya sekedar onggokan daging.
Sekali ini, aku tak ingin lagi memandang sebelah mata cinta yang berusaha menyentuh hatiku. Aku biarkan ia mengenal hati ini, tak kuhalangi. 

Maafkan aku yang telah menyakiti kalian, maafkan keegosianku karena kesakitanku. Harusnya aku tak menyakiti kalian hanya karena sakit hatiku pada orang lain. 
Kenali aku, jika memang Tuhan berkehendak kita menjadi satu, suatu saat akan tiba hari itu...

:)

Senin, 29 Oktober 2012

Sudah Lupa

Mmmm...
Aku sudah lupa rasanya mengucapkan, "Met ujian ya, Sayang. Jangan lupa berdoa. Semangat..!! :)"
Aku sudah lupa rasanya bahagia mendapatkan perhatian lebih dari kekasih.
Aku sudah lupa rasanya dimarahi karena kelakuan burukku.
Aku sudah lupa rasanya seseorang bertanya, "Sayang, sekarang dimana? Ngapain?"
Aku sudah lupa rasanya seseorang menenangkan hati dengan ucapan, "Sayang, tenang aja, aku ada untuk kamu. Masalah kamu itu masalahku juga. Jangan dipikir sendirian."
Aku sudah lupa rasanya rindu menanti pesan singkat atau telepon dari seorang kekasih.

Sudah cukup lama aku sendiri, sudah cukup lama aku diam.
Ada yang menggantikan posisinya, tapi sementara, tak cukup lama.
Bukan aku yang memintanya pergi, dia lah yang memutuskan untuk pergi hingga aku menghilangkan rasa itu.
Bukan aku tak ingin mencari penggantinya lagi, hanya saja hati ini masih belum siap menerima yang lain setelah kegagalan.

Tuhan, buka hati ini untuk menerima penggantinya.
Tuhan, palingkan hati ini dari dia yang telah menyakiti.
Tuhan, berikan penggantinya yang menenangkan aku.
Tuhan, aku masih menanti...

Rabu, 24 Oktober 2012

Cerita Pagi Hari



Ufuk masih gelap, menikmati sisa malam. Panggilan semesta pada Ilahi berkumandang menyejukkan hati. Ku gelar sajadah panjang, ku kenakan penutup aurat, pakaian tuk menyembah Ilahi. Sujudku sepenuhnya menyerahkan takdir. Dzikirku penuh setelah aku berusaha memeluh asa. Beningnya tetesan embun pagi seperti aku meneteskan air mata. Sadar akan kebesaran Tuhan dengan helaan napas panjang. Malu karena banyak keluh kesah, sedikit mengucap terima kasih pada-Nya. Tuhan, maafkan hamba-Mu ini... Hati ini masih terlalu sempit untuk berhenti mengeluh atas cobaan batin, terlalu kotor untuk mengucap syukur atas karunia tak terperi dari-Mu. Apalah daya ini, tak ingin aku menjadi manusia penuh topeng. Segunung masalah yang aku miliki tak sebanding dengan kekuasan Tuhan dengan memberiku banyak nikmat yang tak kusadari. Mungkin inilah cara Tuhan memberikan yang terbaik untukku. Kualitas kehidupan dengan jaminan surga bukanlah ganjaran sepele. Setumpuk rasa kesal pada umat-Nya bukanlah cara yang Ia mau agar aku menjadi lebih matang menghadapi hidup. Sabar dan ikhlas adalah kuncinya. 

Aku ini bukan manusia sempurna, sama dengan kalian kalian. Namun aku telah mencoba memahami kalian, tidakkah kalian ingin memahami aku? aku pun manusia yang ingin dimengerti, bukan sekedar boneka dengan kendali tak terelakkan, melawan keinginan untuk bebas.Tuhan lah yang mengerti bagaimana hati ini mencari satu saja rengkuhan hangat untuk sandaran batin yang telah lelah. Lelah dipermainkan oleh waktu dan rasa. Ingin rasanya kembali pada masa lalu, mencari kesalahanku, memperbaikinya, lalu menjali sejak awal. Aku sadar itu mustahil. Namun aku mencoba, mencoba tetap sadar bahwa Kau pengendali kehidupan ini, dengan napas yang Kau beri, aku bangkit. Mencoba memandang dunia dengan dua mata, satu hati. Inilah aku saat lemah tanpa sandaran, menunggu yang masih misteri, dan berkeluh kesah pada sebuh dinding sosial. Bukan sekedar menanti pangeran, tapi juga ksatria. Bukan sekedar mencari sandaran akan berbagai masalah kehidupan, tapi juga penopang saat aku lemah. 


Kamis, 18 Oktober 2012

Sebenarnya Dari Hati

Kemarin, kamu memberikan senyuman terindah itu lagi padaku. Membuatku bahagia dan merasa bahwa kita akan baik-baik saja. 
Hari ini, kau tunjukkan adegan itu di depanku. Dengan mata kepalaku sendiri, aku melihat kau berjalan seiringan dengan dia. Dia adalah teman kita, teman yang baru saja kita kenal. Kau tak canggung untuk berjalan di sampingnya, berbincang menuju parkiran sepeda. Sementara aku di belakangmu, kau tak peduli. 
tak pernah kamu berani berjalan beriringan di sampingku di depan teman-teman. Kini kau berjalan dengannya di depan semua teman-teman kita. 
Tahukah kamu bagaimana hati ini dengan susah payah menguatkan diri sendiri?
Cuaca siang tadi benar-benar panas, matahari di atas kepala, emosiku di ubun-ubun. Melihat kau berusaha mengejar langkahnya, menyamakan posisi kaki kalian. 
Aku hanya menghela napas panjang, meminimalisir kemarahan hati. Di jalan lah aku mencurahkan kepuasan itu. Kebut-kebutan. Tak mau tahu dengan seseorang di balik punggungku mencengkram erat bajuku. 
Ahhhh...
Belajar ikhlas untuk melepaskan kamu itu sulit. Di satu waktu kamu memberiku semangat, namun di lain waktu kamu menjatuhkan aku dengan sikapmu. Tidak, aku tidak akan mengekangmu. Aku tidak akan meminta kamu untuk selalu ada untukku seperti janjimu dulu. Aku hanya butuh waktu untuk melepas keinginan hati memilikimu.
Hari ini aku mendengar banyak berita tentang kalian. Sepertinya kamu menikmati kedekatan kalian. Ya sudahlah, aku tidak ingin mengusik kebahagiaan kamu. Jika memang kamu bisa tersenyum dengan berita itu, bisa bahagia dengan seseorang yang lembut dan manis seperti dia, aku akan berusaha menerima kekalahanku.
Tapi jangan lagi kamu berharap aku akan memintamu untuk kembali di hadapanku. Aku hanya meminta kamu untuk tidak lagi menyentuh sedikitpun hatiku. Biarkan aku hilang dengan caraku. Biarkan aku menjaga hati ini dengan caraku. 
Terima kasih...
  

Belajar Iklas

Menjadi bagian yang terindah dalam hidupmu adalah harapan termustahil yang pernah aku tahu. Kau tak akan pernah bisa melepas masa lalumu, kau tak akan pernah bisa lari kenyataan bahwa ia telah menyakitimu. Cintamu yang terlampau besar untuknya menjadikan kamu buta akan kasih yang tersebar di sekitarmu. Tak pernah kau lihat aku yang sedekat mata dan hidung denganmu. 
Adakah kau merasakan apa yang aku rasakan? Bertahan untuk seseorang yang pernah menyakiti aku adalah hal yang jarang aku lakukan. Denganmu aku merasa dekat, merasa sempurna, merasa nyaman, dan merasa segalanya. Namun perasaan itu harus segera aku hindari karena kau masih saja bergelut dengan masa lalumu. 
Kini, ketika hati meronta menginginkan istirahat, aku melepasmu. Belajar untuk mengikhlaskan kepergianmu. 
Kau sibuk dengan hidupmu sendiri, tak pernah peduli padaku. Kau sibuk dengan urusanmu sendiri, tak pernah berubah. 
Jika kedekatan kita tidak memberikan perubahan positif padamu, itu artinya aku tak memiliki arti di hadapanmu. Mungkin masa lalumu lah yang mampu merubah segalanya. 
Jika kau terus bermimpi untuk bersamanya, kejarlah. Jangan hanya diam saja. Jika kau memang ingin melupakannya, lupakan. Jangan kau simpan potretnya. 
Setiap manusia memiliki konsekuensi ketika memilih sebuh pilihan. Kini aku memilih untuk pergi meninggalkanmu, meninggalkan setiap kenangan yang indah bagiku. Merelakan kepergianmu mungkin adalah keajaiban bagiku, karena aku harus belajar ikhlas melepasmu....

Minggu, 14 Oktober 2012

Ketika Semua Menjauh


Berkali-kali kamu sakiti aku tanpa sadar. Dengan ceritamu pada seorang temanku menjadikan aku berpikir ulang tentang apa yang telah aku lakukan untukmu. Dengan sejuta kasih aku berharap dapat menjadikanmu lebih baik, menuntunmu menjadi pribadi yang baru, yang sanggup menempuh hidup baru tanpa peduli dengan masa lalu, namun semua berantakan. Aku tak sanggup melakukannya. 
Kamu tetap dengan bayangan masa lalumu, masih mencintainya yang telah menghianatimu. Tak mudah untuk mendapatkan hatimu, dan aku rasa aku telah menyerah. Aku tak ingin lagi merasa sakit hati sementara kau tak pernah ingin tahu.
Kau tahu, saat kau mengatakan hal yang tersirat bahwa kau tak lagi berminat bicara denganku, aku sangat terpukul. Mungkin memang benar kau bercanda, namun aku tak berharap bercanda itu menjadi keterlaluan seperti itu. Berkali-kali kamu tidak konsisten dengan apa yang kamu katakan, apakah kau tidak sadar?

Perubahan sikapmu adalah kesakitan bagiku. Dulu kamu pernah berjanji padaku untuk selalu di sampingku, menjadi seperti yang aku butuhkan walau tak menjadi kekasihku. Aku suka saat kamu selalu ada untukku, aku suka sekali. Namun perlahan kamu berubah, kamu menjauh, tak lagi peduli pada setiap langkah yang aku ambil. Tak ada lagi kehangatan di antara kita. 
Mungkin kau bahagia dengan suaranya yang terkadang berdendang di telingamu, mungkin kau menemukan duniamu yang baru, hingga akhirnya melupakan aku yang membutuhkan sosokmu. Aku mengalah. Aku tersakiti. Aku kembali terpuruk. Tak ada yang tahu bagaimana kita saling dekat, saling memahami, dan saling menjaga dulu. Hingga akhirnya kau menghilang dari putaran hidupku. 
Aku punya banyak masalah saat ini, mungkin kau tak ingin tahu. Berkali-kali aku menangis, ingin berbagi denganmu, namun perubahanmu menjadikan aku tercegat untuk melakukannya. Aku merasa tak pantas lagi mencurahkan isi hatikuu padamu. 

Ada banyak hal yang telah aku lakukan untuk orang lain, namun tak pernah mendapat perhatian lebih, bahkan tak pernah dianggap ada. Apakah yang salah denganku?
Aku bukan ingin diakui, tapi aku ingin sedikit dihargai. Aku memang orang yang suka bercanda, namun aku masih memiliki sisi pribadi sensitif. 


Aku sebal dengan semua yang terjadi saat ini. Berkali-kali aku menangis, aku ingin sekali mendengar suaramu, mendengar nasihatmu yang singkat tapi mengena di hati. Namun tak aku lakukan itu.
Kini aku sadar, aku harus segera meninggalkanmu. Karena kau lah yang tak ingin aku pertahankan. Aku ingin hilang dari peredaranmu. Mungkin inilah satu-satunya cara untuk benar-benar melupakanmu.

Terima kasih untuk waktumu selama ini.
Selamat tinggal.
Biarkan saja aku menangis seperti ini tanpa ada yang tahu bahwa aku sakit. 

Rabu, 10 Oktober 2012

Pertanyaan Yang Tak Perlu Jawaban

Sudah dua bulan kegiatan KK-PPL berjalan. Ada banyak hal yang menjadi kenangan. Kenalan baru, pengalaman baru, dan yang pasti cerita baru. Cerita terbaru yang membuat aku sangat bingung adalah dekatnya kamu dengan seorang teman kita. Baru saja kita mengenal dia, tapi siswa bisa membaca gerak tubuh kalian, apakah benar yang dikatakan siswa bahwa kalian memiliki hubungan emosional?
Aku gerah mendengar setiap celetukan yang terlontar. Setiap kali ada yang bertanya, "Kamu cemburu?"
Aku  ingin sekali menghilang dari hadapannya daripada menjawab pertanyaan yang tak perlu aku jawab. Aku tak ingin menjawab pertanyaan itu. Aku jawab, "Tidak." maka aku berbohong. Aku jawab, "Iya." aku tahu aku bukan seseorang yang berhak memiliki rasa itu. Karena itulah aku diam. Hanya tersenyum menanggapinya.
Rasanya tak ingin lagi ke sekolah itu, tapi aku harus profesional. Aku telah setuju dengan konsekuensi yang kita terima. Aku akan merasa cemburu melihat kedekatan kamu dengan dia. Semoga aku mampu menghadapi hari-hari yang panjang...
Semoga kamu pun bisa menjaga rasa ini...
Walau aku tahu, kelak kau tak akan menjadi milikku, tapi aku hanya ingin waktu tak berjalan secepat ini...
Ini terlalu cepat untuk aku rasakan. Aku masih belum siap...
Maafkan aku yang masih belum bisa melupakan rasa ini...
Maaf...
- V -

Jumat, 03 Agustus 2012

Menunggu Bangkitmu

Kemarin kita telah merasakan sakitnya jatuh tergelincir. Tak menyangka akan ada kerikil kecil yang mampu menjadikan kita limbung hingga terjatuh. Tak perlu menangis, tersenyumlah. Karena ternyata di depan sana akan ada badai jika kita tetap memaksa mengayuh putaran roda. 

 

Tuhan memiliki cara-Nya sendiri untuk menyelamatkan umat-Nya. Percaya lah... Karena itu, jangan berlama-lama meratapi sakitnya, bangkitlah. 

 

Kukatakan padamu, "Ayo berdiri, kita berjalan saja. Aku gandeng ya?"

 

Kau hanya menatapku, tak meraih tanganku yang masih terjulur menunggu untuk kau raih. 

 

"Jangan takut. Percaya padaku. Aku tak akan membuatmu tergelincir lagi." Aku masih berusaha membuatmu percaya padaku. 

 

Hmm...Apakah kau betah berlama-lama meratapi kesakitan itu? Sementara aku telah bangkit dan ingin kembali menikmati perjalanan. Tidak, aku tidak akan meninggalkan kau sendiri di sini. Tenang saja... Jika kau memang tak percaya pada juluran tanganku, biarkan aku menemani di sini saja. Mungkin hanya kalimat semangat yang dapat kuberikan. Aku tak ingin melihat ekspresi sedihmu dan sakitmu.

 

Aku hanya ingin melihat senyum dan tawa bahagiamu. Namun bukan topeng yang aku mau. Aku selalu siap untuk kau jadikan sandaran. Bukan berarti aku meremehkan kesanggupanmu untuk bangkit dengan kekuatan sendiri, tapi sadarilah bahwa kita adalah manusia. Ada saatnya tak perlu berpikir tentang posisi. Ada saatnya kita tak perlu melihat aturan yang berlaku. Ada saatnya kita tak perlu peduli pada kodrat Adam-Hawa. Namun akan kembali pada asalnya.

 

Tidakkah kau ingin melihat keindahan perjalanan kita di depan sana?Aku ingin, dan aku masih menunggu inginmu...

Jangan lagi kau tengok kerikil yang menjatuhkanmu, dia telah tak berupa karena hilang bersama kerikil yang lain. Tak perlu kau cari yang mana kerikil itu. Tak akan berguna untuk masa kebangkitanmu.Tataplah langit, tak pernah ia mencari hujan yang telah ia turunkan. Tak pernah ia menyesal telah menjadi perantara bumi menurunkan titik air dari surga.

 

Sedikit demi sedikit, sakitmu akan sirna. Jika  masih takut untuk berdiri, tanganku masih terjulur untukmu. Jika masih tak percaya, coba sekali lagi kau cerna, pernahkah aku berniat meninggalkanmu?

 

Kelak, ketika kau bangkit, aku tetap berdiri di sini, tak pernah beranjak.

 

Kelak, ketika kau bangkit, aku tak ingin lagi melihat kesedihanmu karena masa lalu.

 

Kelak, ketika kau bangkit, mari kita bergandengan tangan sambil melangkah ringan penuh cita menikmati perjalanan kita....
:)

- V -


Selasa, 31 Juli 2012

Asing

Sejak keputusanmu malam itu, aku tak lagi merasakan gundah yang berkepanjangan. Memang sudah jelas apa yang terjadi antara kita tak akan bisa lagi berlanjut. Nmaun aku tak ingin kehilangan kamu yang sanggup membuatku merasa nyaman. Jika memang cinta adalah menunggu pangeran berkuda putih, mungkin dalam benakku pangeran itu adalah kamu.
sejenak aku meresapi perubahanmu. Ada yang aneh dengan sikapmu. Serasa asing di hatiku. Apa yang tengah kau rasakan?
Saat aku tahu kamu masih memikirkan dia -sang masa lalumu-, hati ini menjerit kesakitan. Seberapa pantas dia sampai hati masih kau tunggu?
Tidakkah kau lihat aku di sampingmu dengan nyata?
Hhh...
Ya sudahlah...
Namun rasa penasaranku tak berhenti sampai di situ, aku masih saja heran dengan 'asing'mu...
Ketika aku bertanya padamu mengapa, kau hanya mengatakan bahwa kau sedang memikirkan banyak hal. Entah apa itu. Aku tak tahu karena kau tak berniat untuk memberitahuku.
Kubiarkan kau melamun sendiri dalam duniamu. Kutunggu kau keluar dari kungkungan yang telah kau ciptakan sendiri. Aku ingin tahu, apa akhir dari 'asing'mu ini...

Kamis, 26 Juli 2012

Mungkin Sudah Saatnya

Sejenak aku berpikir tentang kita...
Di pagi sedingin ini, otak hampir melepuh karena panas...
Memaksa untuk berpikir tentang apa yang telah terjadi...
Ada senyum yang tak pernah aku rasakan sebelumnya...
Ada kisah yang selalu aku rindukan...
Mungkin kau tak akan pernah tahu itu...
Aku pun mengelak dari kenyataan...
Namun bunda merasakannya...
Bertanya tentang kita, tak bisa kujawab...
Meminta pada kita, tak bisa kupenuhi...
Maafkan aku, Bunda...
Mungkin sudah saatnya aku bicara...
Mungkin sudah saatnya hati melepas...
Bunda, rengkuh aku jika nanti aku goyah...
Bunda, dekap aku jika nanti aku tak mampu berdiri...
Bunda, usap tangisku jika aku kelak merasa sakit...
Bunda, kini kau akan mengerti mengapa aku selama ini diam...

Kamis, 19 Juli 2012

Benih Cinta Yang Aku Jaga

Benih cinta yang aku jaga, mungkin kamu gak akan pernah tahu gimana rasanya hati ini menangis karena takut kehilangan kamu.
Benih cinta yang aku jaga, aku gak akan pernah menghalangi jalanmu jika memang kamu tidak ingin berada di sampingku lagi.
Benih cinta yang aku jaga, aku memang sayang kamu, walaupun kamu gak akan pernah percaya.
Benih cinta yang aku jaga, biarlah aku berada dalam kesakitan ini hingga kelak aku benar-benar akan melepaskan rasa ini.
Benih cinta yang aku jaga, mengapa kamu menghilang? Aku tak ingin seperti ini, aku merindukan kamu...
Benih cinta yang aku jaga, sesak rasanya mengingat kedekatan kita yang hanya sekejap mata. Atau mungkin tak sampai dalam hitungan kedipan mata....
Benih cinta yang aku jaga, aku rela melepaskan kamu, namun aku butuh waktu untuk membiasakan hal itu....
Benih cinta yang aku jaga, semoga kamu merasa tenang setelah aku melepaskan kamu hari ini....
Benih cinta yang aku jaga, aku akan selalu merindukan caramu menatapku, bicaramu padaku, tertawamu, dan segala hal tentangmu...
Benih cinta yang aku jaga, biarkan hati ini mencintaimu hingga lelah menanti...
- V -

Senin, 16 Juli 2012

Apa Namanya..??

Tuhan, berikan aku jawaban atas rasa ini. Apa yang telah aku rasakan? Apa namanya ini, Tuhan? Sangat tidak nyaman saat merasakannya. Mengingat masa lalu bersama mereka, saat bahagia dan sedih bersama, namun mereka tak lagi bersamaku. Melihat saat ini yang penuh dengan misteri dan ketidakpastian. Sesak mengetahui mereka telah melupakan rasa padaku dan telah beralih pada perempuan lain. Namun aku tak boleh egois. Aku harus merelakan mereka, harus.
Masih banyak yang menjadi tanggunganku, Kau tahu itu, Tuhan. Tuhan, sentuh hati ini agar kembali merasakan ketenangan. Tuhan, aku berserah pada-Mu...

Sabtu, 14 Juli 2012

Biarkan Mengalir Saja

Aku merasakan kedamaian saat bersamamu. Aku merasakan bahagia yangg luar biasa saat bersamamu. Aku mampu menjadi diriku sendiri, jujur akan perasaan yang menggelayuti. Aku tak pernah berbohong akan keadaanku padamu. Aku benar-benar ingin bersamamu, merasakan damainya setiap hari.
Namun tak semua akan sempurna, sempurna hanya milik Tuhan. Aku sadari itu. Begitu pula denganmu. Sesempurna apapun aku melihat kamu, nyatanya kamu pun masih memiliki celah yang tak pernah menyempurnakan kesempurnaanmu.
Jujur saja memang ada sedikit keluhanku pada sifat burukmu. Misalnya saja kebiasaan merokokmu atau menyeruput kopi. Bangun di malam hari dan tidur saat umat manusia beraktivitas. Itu adalah contoh dari sifat burukmu yang mengganggu 'kesetiaan'ku.
Harapanku adalah kamu masa depanku. Aku ingin kamu berubah menjadi yang lebih baik, memperbaiki 'kesalahan' yang terdapat dalam dirimu. Akan aku dampingi kamu selama kamu memiliki niat itu. Aku ingin kamu benar-benar melupakan masa lalumu juga. Berpalinglah pada cinta ini...
Hanya itu, hanya itu keinginanku padamu sebenarnya. Aku ingin kamu memperbaiki 'kesalahan' hidup mu dan berjalan di sisiku dengan menatap masa depan secerah mungkin. Kamu adalah laki-laki yang membuatku merasakan 'chemistry'. Laki-laki pertama. 
Namun aku tak ingin membuat semua ini berjalan dengan keterpaksaan. Aku ingin semua ini mengalir dengan tenang. Biarkan saja semua seperti ini. Tanpa ikatan seperti yang kamu inginkan. Yang terpenting adalah hati kita. Semoga saja apa yang di dalam hatimu adalah apa yang di dalam hatiku. 
Aku ingin bertahan dengan rasa ini, aku ingin menjadikan kamu lebih baik. Bukan sekadar keinginanku, tapi ini pun demi kebaikanmu. Aku ingin kita bersama melalui pahit dan manis kehidupan. 
Bisakah? Biarkan semua mengalir saja.. :)
- V -

Kamis, 12 Juli 2012

Tuhan, Aku Lelah

Tahukah kamu bahwa aku menangis merasakan keadaan kita saat ini? Aku tak ingin jauh darimu, aku pun tak ingin kehilangan kamu. Aku ingin selalu merasakan kedekatan yang dulu pernah ada. Selalu merasakan degub jantung yang tak berirama, tak beraturan dengan tenang. Aku ingin kita kembali seperti dulu.
Tuhan, aku merindukan kedekatan dengan dia. Memulai kisah dengan saling bicara, saling mengatakan hal yang sebenarnya telah terjadi. Saling jujur dengan perasaan masing-masing. Aku merindukan itu, Tuhan...
Aku tak ingin dia jauh dariku. Namun aku tak tahu mengapa dia menjauh dariku, apakah karena ia masih saja menyimpan harapan besar untuk kembali pada masa lalunya atau aku tela berbuat kesalahan tanpa aku sadari, aku tak tahu.
Tuhan, sesak dada ini mengingat aku tak lagi dekat dengan dia. Aku hanya bisa menangis, Tuhan. haruskah aku merasakan sakit ini lagi, Tuhan? sudah sekian kali aku merasakannya, aku rasa aku tak sanggup, Tuhan. Siapakah sebenarnya pangeran yang Kau siapkan untukku hingga Kau tak pernah lelah melihatku terjatuh dan bangkit lagi menatap mentari, berkali-kali, hingga aku lelah. Mungkinkah aku terlalu berharap padanya, Tuhan? Aku tahu jika aku terbang terlalu tinggi, saat aku jatuh nanti akan sangat sakit. Namun aku tak ingin terjatuh lagi, Tuhan.
tak cukupkah penerimaanku terhadap apapun kebaikan dan keburukannya? Hingga aku masih saja ditinggalkan? Apakah ini kutukan, Tuhan? Hilangkan kutukan itu, Tuhan. Aku ingin merasakan bahagianya dicintai, Tuhan.
Aku ingin sekali seperti mereka yang berpasangan. Saling sayang, setia, dan melalui semua hal bersama-sama. Aku iri pada mereka, Tuhan. Maafkan aku. Aku terlalu lelah merasakan sakit hati, lelah terjatuh untuk kesekian kalinya.
Tuhan, dengarkah Kau bahwa aku berkata bahwa aku lelah? Hentikan semua ini, Tuhan. Kirimkan pangeran untukku saja. Seperti yang aku harapkan selama ini. Karena aku tak tahu lagi kemana aku harus mencari lagi. bagaimana lagi aku harus mempertahankan dia yang telah aku miliki. Semua telah hilang dari sisiku.
Tuhan, sesak dada ini jika mengingat aku harus kehilangan dia, meninggalkan dia sendiri untuk kebahagiaannya. Tuhan, kuatkan aku.... Aku mohon, Tuhan...
Atau memang jika memang tidak bisa bersamanya, biarkan aku terbang bersama angin layaknya serpihan rontokan bunga...
- V -

Senin, 09 Juli 2012

Memang Sebenarnya Butuh

Tuhan, tak perlu aku menuliskan banyak hal, aku yakin Engkau akan tahu apa yang aku rasa dan aku inginkan saat ini. Ada banyak pikiran yang melintas saat aku diam, saat aku berada di sampingnya. Aku merasa damai hanya dengan melihat wajahnya, berada di sekitarnya, dan mendengarkan suaranya. Aku tak pernah merasakan hal ini, Tuhan.
Tuhan, ini adalah kali pertama aku merasakan rasa yang aneh di antara sekian banyak kisah yang telah tercipta bersama kaum Adam.
Aku suka dengan semua yang ada padanya. Seakan tak peduli bagaimana dia melalui sebagian napasnya sebelum kisah ini. 
Tuhan, aku bingung bagaimana harus merangkai kata melukiskan harapan akan kisah ini, namun aku tahu Engkau tak butuh rangkaian abjad. 
Tuhan, jadikan semua lancar sesuai apa yang aku harap.
Tuhan, semalam dia berkata bahwa sebuah status tidaklah penting. Aku akui, untuk saat ini, aku masih tak ingin terikat, apalagi ketika aku tahu dia masih menyimpan rasa pada masa lalu. Memang sebuah status tidak penting bagiku saat ini, sama seperti yang dia katakan. Namun kelak, aku membutuhkan sebuah keputusan mutlak, sebuah kepastian. Bukan semacam hak milik yang bisa dipindah tangan, aku bukan barang. Aku hanya ingin dimiliki, dipertahankan.
Tuhan, ajarkan aku untuk menatap hubungan ini. Aku tak ingin kehilangan dia, hanya itu, Tuhan. Aku tak ingin kehilangan perhatiannya, senyumnya, tawanya, pengertiannya, semua tentangnya.
Bantu aku, Tuhan...
Amin...
:)
- V -

Sabtu, 07 Juli 2012

Mencoba Meyakinkan Dia


Tuhan, aku suka suaranya. Aku suka perhatiannya. Aku suka tatapannya. Aku suka caranya menenangkan hati ini. Aku suka tawanya. Aku suka senyumnya. Aku suka ceritanya. Aku suka kejujurannya. Aku suka semua yang ada pada dirinya.
Mungkin ia tak akan pernah percaya apa yang aku rasa dan aku katakan walau aku telah mengatakannya dengan ketulusan dan kejujuran. Namun aku tak peduli itu. Cukup di sampingnya saja telah menjadikan aku damai.
Aku semakin merindukan dia. Aku semakin tak ingin melepasnya. Entah apa yang telah mereka katakan tentang dia. Tak peduli bagaimana masa lalunya, aku hanya ingin masa depan yang baik dengannya, salahkah..??
Memperbaiki kerusakan memang tidak mudah, namun aku yakin pasti akan jalan. Aku yakini itu, maka aku bertahan dengan dia. Tak ada manusia sempurna di dunia ini, begitu pula aku, maka siapalah aku jika mencari kesempurnaan darinya..??
Tuhan, dia telah mengajarkan padaku tentang banyak hal tanpa ia sadari. Dia hebat di mataku tanpa ia sadari. Dia tak pernah menyadari itu karena dia terlalu sibuk menilai kerendahannya sendiri. Terlalu bersembunyi di balik kekurangannya.
Tuhan, salahkah rasa ini yang memang menginginkan dia? Salahka rasa ini yang meyakini dia? Memang aku masih saja merasa takut untuk melangkah di kisah yang baru. Memang aku masih tak ingin merasakan keterikatan yang memberikan bayangan tentang perpisahan. Namun aku tetap membutuhkan kedamaian, dan kedamaian itu ada padanya. Maka izinkan aku untuk terus berada pada jalur ini, Tuhan. Menunggu dia berpaling pada rasa ini untuk kemudian menyentuhnya tanpa ragu.
Sampai kapan aku menunggu? Sampai dia telah menemukan kedamaiannya sendiri. Sementara aku menunggu, akan kuyakinkan dia akan rasa ini. Semoga Tuhan mengerti akan inginku hingga Tuhan memberikan ruang sabar yang begitu luas padaku.
Tuhan, bantu umat-Mu ini untuk meyakinkan dia... Amin...
:)
- V -

Yang Terdalam

Pagi yang aneh bagiku. Mendengar suaramu adalah biasa untukku, tapi tidak dengan pagi ini. Aku benar-benar merasakan ketakutan yang merasuk. Aku takut kelak tak dapat mendengar suaramu lagi. Aku tak ingin itu terjadi.
Beberapa hari ini aku diam, bercengkrama dengan hatiku sendiri. Meyakinkan hati akan apa yang tengah aku alami bersamamu.
"Aku merasa aneh dengan diriku sendiri." katamu di seberang sana.
"Kenapa?"
"Nggak tau. Dulu aku gak SMS seharian gak masalah, tapi sekarang, aku kepikiran." dengan susah payah kamu merangkai kata hingga aku mengerti.
"SMS aku?" aku mencoba meyakinkan apa yang aku pikirkan.
"Iya." jawabmu menjawab pertanyaanku.
Tahukah kamu? Saat itu aku berkata dalam hati, 'Itulah yang aku rasakan saat aku jatuh cinta padamu. apakah kamu telah melabuhkan hati padaku tanpa kau sadari?'
Selang setelah itu, kita berdiam diri. Tak ada topik. Walau pikiranku melayang hingga batas wajar dan aku harap kau mengerti tanpa perlu aku katakan, kita tetap saja diam.
"Ta?" panggilmu dari seberang sana.
"Hem? Apa?"
"Nggak ada, cuma pengen denger suaramu."
Tuhaaaaan.... sekali ini aku luluh. Benar-benar luluh dengannya. Tuhan, aku akui aku semakin sayang padanya. Bukan hanya karena ia mampu membuatku melayang, tapi juga karena proses yang ia ciptakan. Aku suka dengan semua caranya yang berusaha membuatku nyaman. Aku suka dengan perhatian semunya. Aku suka semua yang ada padanya. 
Tuhan, aku ingin dia. Aku ingin memulai kisah dengan dia.
Tuhan, aku tak ingin kehilangan dia. Aku tak ingin, Tuhan...
Tuhan, aku hanya ingin bersanding dengannya, merasakan perasaan yang sama, berbahagia bersama, dan melawan badai bersama. Aku ingin, Tuhan. Aku ingin....
Tuhan, sesak dada ini jika mengingat dia masih menyimpan cinta untuk masa lalu sementara aku telah banyak berharap padanya. Tuhan, bisakah Kau hapus rasa sayang dia pada masa lalunya dan berpaling pada kasih ini? Melihat aku dengan nyata yang ada di sampingnya?
Tuhan, aku butuh bantuan-Mu untuk meluluhkan hatinya.
Tolong aku, Tuhan...
Ini doaku yang terdalam saat ini, Tuhan...
Amin...
- V -

Jumat, 06 Juli 2012

Surga Yang Tertunda

Tuhan, aku ini manusia, bukan robot. Mengapa mereka dengan mudahnya mengendalikan aku? Mengapa mereka memanfaatkan kelemahan yang aku miliki?
Tuhan, tahukah Engkau bahwa hati ini menjerit?
Ya, aku tahu dan sangat tahu Engkau mendengar jeritannya.
Mengapa tak kau cabut saja nyawa ini, Tuhan?
Aku ingin merasakan damai dalam pelukmu saja.
Aku tak ingin menjalani hidup ini jika memang ini yang menjadi peranku.
Tidak, Tuhan...
Aku tidak menyalahkan Engkau yang Maha Agung.
Aku pun tidak menyesal telah terlahir dari rahim wanita yang mungkin tak mengharap kehadiranku sehingga menjadikan aku boneka yang ia mau.
Tuhan, aku bukan sejenis Malin Kundang yang ingin terkutuk karena durhaka, aku tak ingin, Tuhan....
Tapi, Tuhan...
Aku ingin sekali menolak apa yang diinginkannya. Sekali saja. Aku ingin menolak apa yang terlontar dari mulutnya.
Tuhan, aku muak dengan ocehannya, keluhannya, amarahnya, dan semua yang menjadi beban di hatinya. Bukan aku tak pedulii padanya, hanya saja aku lelah mendengarkannya. Aku lelah, lelah sekali. Adakah waktu untuk hidupku sendiri?
Aku tak ingin kekesalan ini menjadi surga yang tertunda bagiku....

Kamis, 05 Juli 2012

Bukan Obral Hati

Semalam, aku sengaja menunggu waktu hingga pergantian hari. Aku ingin sekali menjadi yang pertama mengucap "Selamat ulang tahun yaaa..." untuk kamu. Memang benar itu telah terjadi. Di tengah dinginnya malam, kabut yang kian menebal dan nyamuk-nyamuk yang menggigit, dengan sabar kau temani aku. Kita kembali mengurai cerita tentang masa lalu.
Kau tahu, aku tak mungkin kembali dengan masa laluku yang telah menghianati aku. Kemudian aku tahu, kau masih saja berharap kembali pada dia yang juga telah menghianatimu.
Kau tahu? Aku menangis dalam hati. Aku memang menangis saat kau tanya, "Kenapa kok nangis? Aku salah dimana?"
Sungguh, aku merasa sakit saat itu. Namun aku tak ingin kamu tahu itu, maka aku berbohong untuk menutupi sedih. Kembali aku mengarahkan pembicaraan kita. 

"Mungkin aku akan kembali tenang jika ia telah menikah dengan orang lain." begitu ucapmu ketika kamu bercerita tentang keadaanmu. 

Aku ingin berhenti dari kisah kita. Aku benar-benar ingin berhenti. Bisakah?
Aku pun tak tahu...
Jujur saja hati ini tela belajar untuk menerima kehadiranmu. Walau aku masih saja mengingat seseorang yang datang sebelum kamu. Seseorang yang masih saja bertahan dengan sifat angkuhnya. tak pernah memperdulikan perasaan ini. 

Kupikir kau sama saja dengan dia, tak pernah mengindahkan perasaan ini. Selalu saja meragukan apa yang aku katakan, apa yang aku rasakan.

Tuhan, entahlah apa yang kemudian akan terjadi. Aku tak mungkin menunggu dia yang tengah menunggu masa lalunya bersanding dengan orang lain. Aku ini perempuan. Aku ini punya batas waktu yang menuntutku untuk berhenti pada kisah ini dan mencari kisah yang lain. Bukan karena aku mengobral hati dan cinta, hanya saja aku tengah mencari pasangan yang bisa menerima aku, tanpa harus menuntutku lebih dan dihantui masa lalu. Aku tak ingin mengalami itu, dan aku yakin semua perempuan akan sama mengambil keputusan jika mereka berada di posisiku.

Kasih, terima kasih akhir- akhir ini kau telah memberikan kebahagiaan padaku. Namun aku akan mengenyahkan kebahagiaan itu karena itu hanya semu bagiku.
Bukan aku obral hati, Kasih...
Tolong pahami keadaan ini...

Walau aku sebenarnya tak ingin ini berakhir, namun kau telah memberikan peringatan untukku, "Berhenti sampai di sini saja"
:'(
Hari ini, di hari ulang tahunmu, aku ingin melepaskan kamu...

Maafkan aku...
Semoga kau bahagia dengan bayangan masa lalumu...

- V-

 

 

Jumat, 29 Juni 2012

Semakin Yakin

Semakin aku mengenalmu, semakin aku merasa damai. Semakin aku menyelami hatimu, semakin aku merasa yakin akan pilihan ini. Tak sadarkah kamu bahwa kamu lah yang telah memberikan banyak kebahagiaan pada hati ini? Mendengarkan suaramu saja telah menjadikan aku merindu pada hadirmu. Setiap kata yang kau ucapkan, seakan-akan ingin aku catat, aku rekam, dan aku simpan sebaik mungkin.
Aku suka dengan keterbukaan di antara kita. Ada rasa yang benar-benar berbeda di hati ini, aku merasa nyaman, sangat nyaman. Tak pernah aku merasakan ini pada hubunganku terdahulu. Seakan tak ada lagi kata-kata yang lain untukmu, selain kata nyaman. Aku semakin sadar, bahwa cinta ini terpupuk dengan alami. Semakin yakin aku akan rasa ini.
Kau memberikan rasa yang berbeda, aku suka itu.Sangat suka. Aku sangat suka dengan suaramu, aku suka dengan cara berpikirmu, aku suka dengan caramu bicara, menenangkan aku saat aku terlalu bingung menghadapi apa yang ada di depan mata, aku suka caramu mengendalikan hubungan ini, dan aku suka dengan caramu jujur pada hatimu.
Walau aku tahu betapa sakitnya hatimu saat ini karena masa lalumu, namun ijinkan aku untuk selalu berusaha menemanimu, mendampingimu, dan membantumu menyembuhkan luka itu. Yakini aku, maka aku akan semakin yakin padamu. Akan aku tunggu hingga kau merasa yakin bahwa aku lah yang terbaik untukmu.
- V -


Kamis, 21 Juni 2012

Bingung

Tuhan, ada apa denganku..??
Mengapa aku tak bisa mendengar kata hatiku sendiri..??
Tuhan, mengapa aku begini..??
Aku hanya ingin memilih dia sebagai yang terakhir, salahkah..??
Tuhan, bantu aku....
Sungguh aku sangat bimbang...
Aku butuh Engkau, Tuhan...

Sabtu, 16 Juni 2012

Rasa Ini

Kau tahu? Semakin hari aku semakin ingin dekat kamu.
Kau tahu? Semakin hari aku ingin memiliki kamu.
Adakah kamu tahu yang aku rasakan sebenarnya?
Aku hanya ingin memiliki kamu, membenahi setiap celah yang rusak.
Menerima kamu dengan segala apa yang telah kamu miliki.
Masa lalumu, kenanganmu, hatimu, sifatmu, dan semua tentag kamu.
Mengapa kau tak pernah percaya dengan apa yang aku rasakan?
Mengapa hatimu tak kunjung berikan keyakinan?
Harus berapa lama aku menunggumu?
Katakan, coba kau katakan.
Aku khawatir padamu, apakah ini pertanda aku mulai membuka hati untukmu?
Aku selalu mencari kehadiranmu, apakah ini pertanda aku mulai menyayangimu?
Bantulah aku untuk menjawabnya...
Rasa ini ada jika aku terus saja melangkah...
Apakah itu yang kau inginkan?
Rasa ini akan terus tumbuh jika kau menyiramnya dengan kasih...
Makan jangan biarkan aku melangkah seorang diri jika memang inginmu sama...
Jika memang rasamu sama...
- V -

Kamis, 14 Juni 2012

Masa Lalu Kita

Mengapa kau nilai aku sekian tinggi..??
Aku tidaklah sesempurna dalam bayanganmu...
Kulihat catatanmu, kutahu betapa besar sayangmu padanya....
Sesak aku membacanya...
Walau aku pun pernah membuat catatan cinta untuk masa laluku....
Aku tak ingin menjadi bayang-bayang...
Tak ingin melihat pantulan wajahnya di mataku saat kau menatap aku...
Mungkinkah kita akan mengakhiri kisah ini dengan tangis bahagia?
Masa lalu kita telah menjadi ketakutan dalam hati masing-masing...
Apakah keyakinan kita akan semakin memuncak?
Jika memang iya, mari kita tinggalkan masa lalu....
Kemudian menatap masa depan bersama...
Memperbaiki segala hal yang buruk...
Menerima kelebihan dan kelemahan masing-masing...
Menopang saat di antara kita tampak lelah....
Karena aku ingin masa depan denganmu...
- V -

Rabu, 13 Juni 2012

Semalam Tentang Aku

Semalam aku merindukan suaramu. Semalam aku merindukan sosokmu. Semalam aku merindukan segalanya tentangmu. Semalam aku tahu kau masih tak bisa melupakan mantanmu. Semalam aku tahu kau masih tak percaya pada rasa ini. Semalam aku menunggumu. Semalam aku menelan kecewa. 
Semalam, entah mengapa aku menyadari bahwa aku ingin memilikimu. Andai saja kita tak pernah memiliki seseorang di masa lalu -yang mungkin masih kita sayangi hingga detik ini- mungkin aku telah menerima cintamu, dan kau percaya akan rasa ini.
Namun keadaan tak berkata demikian, semalam aku sadari itu. Ketakutan yang kita rasakan sama dengan ketakutan kita sejak awal kita merasakan perbedaan ini. Aku meragu karena mengerti posisi dia tak akan tergantikan dari hatimu, dan aku tak ingin melihat pantulan bayangannya di matamu saat kamu menatapku. Juga tentang ketakutkanku akan sebuah kehilangan dan kegagalan untuk kesekian kalinya.
Sementara kamu, kamu terlalu tinggi menila aku. Menatap aku dari bawah dan merasa tak pantas untuk berdampingan denganku. Sungguh ini membuatku merasa tak berarti. Apalah arti penilaian tinggi padaku jika kelak -entah denganmu atau siapapun- aku tidak akan disejajarkan dengan perempuan lainnya.
Ini hanya masalah kelebihan dan kekurangan. Jika aku kelak memilikimu, jangan khawatirkan kelebihan dan kelemahan kita, aku pasti akan menerima semua yang kau miliki. Aku harap kau pun begitu. Aku tak ingin kau menatap aku berlebihan hingga kau benar-benar menutup mata akan rasa ini.
Jarak tak menjadi masalah bagi kita, atap pendidikan menciptakan ruang bagi kita. Namun aku tak dapat melihatmu sepuasku. Aku tak dapat mendengar suaramu setiap waktu. Aku merindu....
Tuhan, jika memang dia adalah yang berikan padaku, untuk mengobati luka kami masing-masing, maka dekatkan kami, Tuhan....
Aku mohon....
Tuhan, biarkan rasa kami perlahan berubah menjadi sayang untuk saling memiliki. Untuk saling menghargai, menerima, menyayangi, dan menghormati.
Tuhan, jadikanlah hubungan kami membawa berkah bagi kami dan sekitar, Amin....
Inilah doaku semalam....
Semalam tentang aku, agar kau tahu apa yang aku harapkan dan aku rasakan saat ini....
- V -


Selasa, 12 Juni 2012

Salahkah Aku...?

Apakah aku salah jika jatuh cinta secepat ini? Aku memang baru saja merasakan luka karena kehilangan, namun aku tidak ingin terperangkap dalam kesedihan. Karena itulah, aku berharap dapat menyentuh bahagia yang kau tawarkan. Lukamu sama dengan lukaku. Kita masih menyimpan luka, itulah mengapa aku tak segera menerima cintamu, aku hanya tak ingin menjadi bayang-bayang masa lalu. Aku pun tak ingin kau sakit karena masa laluku. Namun, seperti yang telah aku kisahkan padamu, aku takut kehilangan kamu yang memberiku damai. Tak peduli seberapa buruk sifatmu, aku yakin kau tak seperti rubah berbulu domba. Tuhan, jika memang Kau ingin kami berjodoh, maka yakinkan hati kami masing2... Amin...

 

Suaramu

Suaramu yang menenangkan aku, menjadikan aku bahagia...
Suaramu yang kudengar membuatku nyaman di kisahmu...
Kau tahu cara memperlakukanku, aku suka...

Yakinkan aku, maka aku akan meyakinkanmu...
Kisah ini tak seperti yang aku duga...
Semua berjalan apa adanya...
Suaramu, menghangatkan hatiku yang lupa akan kasih...

Suaramu, menyentuh dasar keinginanku....

Keyakinan ini semoga saja terus berlanjut hingga keputusan kita....


Minggu, 10 Juni 2012

Yakinkan Aku...

Tak aku pungkiri bahwa hati ini masih terluka, aku masih sayang padanya. Kau datang di saat yang kurang tepat. Meski aku tahu hatimu tulus. Aku mengerti, lukamu masih nampak, walau kau akui ingin berbagi kisah denganku. Kita adalah anak Tuhan yang tidak menginginkan penghianatan, hari ini telah kau katakan itu. Kau tahu? Itu pun menjadi keinginanku. Ada sisi yang tak pernah aku tahu tentang kamu, dan kau bersedia untuk memperlihatkannya padaku. Hari ini, aku melihat ketulusanmu yang sebenarnya. Maka aku pinta padamu, teruslah yakinkan aku, jangan menyerah, maka pintu hati ini akan terbuka untukmu. 

 

Sabtu, 09 Juni 2012

Kotak Kisah

Setiap insan pasti memiliki kisah. Kisah yang sama walau rasa yang berbeda. Kita boleh saja bangga dengan kisah bahagia yang kita miliki, kita pun boleh mengatakan kisah sedih kita lah yang paling tragis. Tak ada yang melarang.Begitu pula dengan aku, jika aku katakan kisahku adalah bahagia dan tragis kemudian aku menangis karena terjatuh atau tersenyum karena bahagia, tak akan semua orang mengatakan hal yang sama.
Ini tentang aku. Bolehkah aku bertanya, "Sejak kalian mengenal aku, apakah aku pernah membuat kalian kecewa?" Jika jawaban kalian adalah "Iya." Maka maafkan aku. Sungguh sebenarnya aku tak pernah bermaksud membuat kalian kecewa. Semua hanya karena keterbatasanku saja.
Satu persatu aku mengenal kalian, di awal perkenalan, aku pastikan bahwa aku bahagia dan aku tersenyum menyambut kedatangan kalian, apakah kalian pun begitu?
Namun aku sadar, tak semua jalan menuju Roma berjalan dengan mulus, akan ada jalan berbatu, jalan berkelok, ataupun jalan terjal. Sama halnya dengan kisah kita, tak semulus kisah persahabatan atau cinta dalam dongeng.
Terkadang aku berpikir, mengapa kalian semakin jauh denganku, semakin hilang dari pandangan walau aku mendekat. Terkadang aku berkhayal untuk berkumpul dengan kalian pada satu waktu. Aku tahu, dunia ini luas. Dunia ini bukan hanya aku dan kalian. Namun pernah kah kalian sebentar saja berpikir tentang aku? Semua hal yang pernah kita alami bersama?Karena kalian masing-masing memiliki tempat di hati ini, lengkap bersama kisah kita.
Meresapi kehidupan tak semudah membaca buku meski hidup ini bagaikan sebuah buku yang terus terisi oleh kisah-kisah.
Aku mengenal kalian dengan berbagai kisah pula.
Dengan bantuan organisasi, pertemuan singkat di bulan purnama, satu atap pendidikan, ataupun satu hobi. Semua aku kenang, semua aku simpan. Meski selalu saja ada kepingan yang hilang.
Meski kisah kita mungkin 'vakum', dalam hati sebenarnya aku tak ingin seperti itu. Namun apa daya, aku tak dapat memaksakan kehendak kalian jika memang kalian pun ingin menjauhi aku. Tidak, aku tidak marah pada kalian jika memang kalian pergi, aku hanya membodohi diri sendiri. Menekuri apa yang salah denganku hingga kalian pergi. Kuucapkan terima kasih pada kalian yang telah mengajarkan aku banyak hal. Mengajarkan aku tentang pahit dan manis kehidupan. Terima kasih telah memberikan kesempatan untuk hadir dalam hidup kalian.
Hanya saja aku ingin kalian tahu, aku sayang kalian. Dengan masing-masing definisi....:)
- for all my story -
^ MWP ^

Rabu, 06 Juni 2012

Apakah Kamu...?

Hari berganti hari, tanpa aku sadari aku mulai terbiasa dengan 'kesendirian'. Dia yang terakhir menjalin hubungan denganku lah yang mengajarkannya. Dia yang meninggalkan aku demi berbakti pada kampus, membuangku tanpa sedikitpun sesal. Hati ini tersakiti tanpa sadar, akankah terus begitu? Aku telah mengakhirinya. Aku memilih untuk selamanya tidak berkomunikasi dengannya. Karena memang itu yang dia inginkan. Kublokir semua akses komunikasi dengannya. Tak tahu dan tak ingin tahu bagaimana keadaannya. Aku ingin dia merasakan apa yang aku rasakan saat dia melakukan hal yang serupa.
Hari berganti hari, setiap waktu ada cerita baru. Aku suka. Aku ingin benar-benar meninggalkan semua. Aku akan memulai hari baru penuh canda dan tawa, bukan tangisan.
Dia harusnya tahu bahwa aku memiliki sisa kekuatan yang tak cukup banyak saat dia memilih pergi dan menghilang, namun dia tak pernah mau tahu. Sibuk dengan dunianya sendiri.
Kini, ada kisah yang kembali terjalin. Memang masih belum menjadi sebuah ikatan, tapi aku merasa ada yang berbeda. Sesungguhnya di setiap kisah pasti ada yang berbeda, dan inilah yang menjadikan dunia terasa indah penuh warna.
Kamu hadir dalam ceritaku, membuat aku merasa 'aneh' dengan kata 'jatuh cinta'. Mengapa aku baru sekarang merasakan debaran jantung yang tak terkendali? Padahal kita telah bersama satu atap pendidikan sejak tiga tahun yang lalu. Apakah karena aku telah kehilangan dia dan kamu berikan aku tawa? Atau karena aku baru menyadari kepolosanmu yang menggemaskan itu? Entahlah...
Kamu telah mengetahui apa yang menjadi pikiranku, aku pun telah mengetahui apa yang menjadi pikiranmu. Kita telah berusaha saling memahami. Walau keterikatan masih belum terjalin.
Aku ingin jujur padamu sebelum kita melanjutkan perjalanan ini, bahwa aku merasa takut dengan banyak hal. Ketakutanku yang pertama, kamu memiliki sifat yang sama dengan dua orang masa laluku, semua telah membuat aku kecewa. Kamu tahu apa itu? Sifat pendiammu. Aku sedikit trauma dengan lelaki pendiam. 
Ketakutanku yang kedua, aku tahu kamu masih belum bisa melupakan masa lalumu, begitu pula dengan aku, maka aku tak ingin kita saling menyakiti karena masa lalu.
ketakutanku yang ketiga, sejenak kita memang bersama, bertatap muka. Namun kelak, kita akan dipisahkan oleh waktu dan jarak, akankah kita bertahan? Aku telah menjalani kisah yang terpisahkan oleh waktu dan jarak, dan semua gagal. Aku tak ingin lagi mengalami kegagalan.
Ketakutanku yang terakhir, aku masih bertanya pada diri sendiri, "Apakah kamu yang terakhir untukku? Karena aku tak ingin lagi merasakan kepedihan perpisahan."
Satu hal yang harus kamu tahu setelah kamu mengetahui ketakutanku, "Aku ingin memang kamu lah yang terakhir, bukan untuk melepaskan masa lalu, tapi untuk merencanakan masa depan."
Apakah kamu berpikiran yang sama denganku?
Pikirkanlah sebelum kamu meminta aku untuk berubah mencintaimu....